4.075 Rumah Warga di Palangkaraya “Dikepung” Banjir

rumah warga banjir
Warga beraktivitas di tengah banjir yang melanda wilayah Kota Palangkaraya, Minggu (18/9/2022). Foto:ANTARA/Dok.Rendhik Andika

PALANGKARAYA– Sebanyak 12 kelurahan di Kota Palangkaraya, Kalteng, terdampak banjir akibat meluapnya sungai besar yang melintasi wilayah kota setempat.

“Sampai kemarin banjir masih melanda sejumlah wilayah, bahkan bertambah menjadi 12 kelurahan yang terdampak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Emi Abriyani di Kota Palangkaraya, Senin (19/9/2022).

Dari 12 kelurahan itu, BPBD juga mencatat 16.767 jiwa yang berasal dari 4.683 kepala keluarga terdampak bencana yang melanda saat musim hujan tiba.

Selain itu, saat ini juga tercatat 4.075 rumah warga juga terkena imbas banjir akibat luapan sungai tersebut.

Ke-12 kelurahan di Kota Palangkaraya yang terdampak banjir itu yakni Kelurahan Pahandut, Langkai, Pahandut Seberang, Tanjung Pinang, Bukit Tunggal, Palangka, Petuk Katimpun, Bereng Bengkel, Kameloh Baru, Danau Tundai, Kalampangan dan Kelurahan Marang.

“Selain merendam jalan lingkungan, banjir juga mulai merendam sebagian rumah warga. Sementara ketinggian banjir ini mulai 5 centimeter sampai 50 centimeter. Akibatnya, aktivitas sejumlah masyarakat terganggu,” katanya.

Pihaknya pun meminta masyarakat, terutama di daerah rendah dan di kawasan bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penambahan ketinggian air.

Apalagi, lanjut dia, berdasar informasi BMKG hujan masih akan mengguyur sejumlah wilayah Kalteng termasuk Kabupaten Gunung Mas dan Kota Palangkaraya. Kabupaten Gunung Mas merupakan daerah yang menjadi hulu sungai yang alirannya melintasi wilayah Kota Palangkaraya.

Hujan yang terus terjadi di kabupaten itu menyebabkan sungai tak mampu lagi menampung debit air. Dampaknya terjadi luapan yang menyebabkan banjir wilayah aliran sungai, termasuk di Kota Palangkaraya.

Untuk itu, dalam rangka memberikan informasi potensi bencana banjir, tim BPBD secara berkala melakukan pemantauan tinggi air sungai di titik-titik pantau yang telah ditetapkan.

Saat ini, pemerintah juga telah merencanakan operasi penanganan siaga darurat bencana dan mengajukan permintaan kebutuhan bantuan siaga darurat. Kemudian, melaksanakan dan mengkoordinasikan pengerahan sumber daya untuk penanganan siaga darurat bencana secara cepat, tepat, efektif dan efisien.

BPBD setempat juga menyiapkan lokasi yang digunakan sebagai posko dan pusat pengungsian bagi warga setempat yang menjadi korban banjir kiriman. Untuk lokasi posko dan pengungsian sudah siap. Jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan.(Rendhik Andika/antara/cen)