PALANGKA RAYA – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di Kota Palangka Raya, begitu susah didapat. Untuk mendapatkan pertalite, masyarakat harus mengantre panjang terlebih dahulu.
Bahkan, beberapa pekan ke belakang di sejumlah stasiun pengisian BBM terdapat plang pengumuman yang menyampaikan bahwa pasokan BBM masih dalam pengiriman.
Sulitnya mendapat BBM pertalite ini akhirnya dikeluhkan oleh masyarakat. Tak jarang dari mereka harus menyisihkan waktunya hanya untuk menunggu antrean pengisian BBM yang mengular.
Seperti halnya yang dialami oleh Aril, seorang sopir angkutan umum yang telah mengantri kurang 45 menit dari dibukanya salah satu SPBU di Jalan Yos Sudarso, Kota Palangka Raya, pukul 07.00 WIB.
“Untuk waktunya pasti kesita karena pagi seharusnya angkot antar anak sekolahan,” katanya, Selasa (7/6/2022).
Hal demikian pun dirasakan oleh Galih, pengemudi sopir pikap yang mengaku telah melihat antrean panjang sebelum SPBU itu beroperasi.
“Awal saya datang sudah antre sampai jembatan sekitar 200 meter, tapi orang lain tidak tahu kalau ada jalur 2 pertalite, cuma ada 4 mobil,” jelasnya.
Ia pun menyebutkan, bahwa banyak pembeli pertamax yang tertipu dengan antrean. Padahal jalur pertamax nampak kosong.
“Yang beli pertamax ada yang ikutan antre karena tidak ada petugas yang mengatur dan ngasih info ke pembeli,” tuturnya.
Usut punya usut, ternyata penjualan pertalite tengah dibatasi. Kondisi ini mengakibatkan antrean mengular di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Pembatasan penjualan BBM jenis pertalite ini berawal dari terbitnya Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP). Per tanggal 10 Maret 2022, JBKP yang semula adalah premium (Gasoline RON 88), diubah menjadi pertalite (Gasoline RON 90). Kebijakan itu dibuat, karena imbas kenaikan harga minyak mentah dunia. (rdo/cen)