TAMIANG LAYANG – Pemerintah Kabupaten Barito Timur (Bartim) melalui Dinas Perikanan dan Perternakan (Diskanak) Kabupaten Barito Timur bergerak cepat menyikapi adanya outbreak (wabah) penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya PMK telah menyerang ternak sapi di Provinsi Jawa Timur. Diskanak Bartim langsung melakukan sosialisasi dan surveilans klinis PMK di sejumlah desa di wilayah kabupaten setempat.
“Hasilnya negatif, tidak ada ditemukan penyakit mulut dan kuku pada hewan berkuku belah,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Perternakan Kabupaten Barito Timur Misheal, S.Pi, SE, MM melalui pers rilisnya yang disampaikan kepada awak media, Rabu (25/5/2022).
Dijelaskannya, sebelum melakukan surveilans klinis PMK, jajarannya pada 10 Mei 2022 mengikuti rapat koordinasi pengendalian PMK se-Kalimantan Tengah yang diselenggarakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah secara daring melalui zoom meeting.
“Untuk menindaklanjuti, kami melakukan sosialisasi dan surveilans klinis PMK di lapangan,” terang Misheal.
Lebih jauh Mishael menjelaskan tanggal 11 Mei 2022 dilakukan sosialisasi dan surveilans kilnis PMK di Desa Luau Jawuk pada 21 ekor ternak sapi dan menunjukkan negatif gejala PMK. Selanjutnya pada 17 Mei 2022 dilakukan sosialisasi dan surveilans klinis PMK di Desa Sumber Rejo Kecamatan Pematang Karau, Kelurahan Ampah Kota Kecamatan Dusun Tengah, Desa Sibung, Desa Batuah, Desa Malintut dan Desa Tangkum Kecamatan Raren Batuah. Dari hasil surveilans klinis PMK itu menunjukan gejala negatif PMK.
“Pada 19 Mei 2022 dilakukan sosialisasi dan surveilans klinis PMK di Desa Banyu Landas Kecamatan Benua Lima sebanyak 5 ekor sapi dengan hasil surveilans menunjukkan gejala negatif PMK dan Desa Trans Siong, Kecamatan Paju Epat sebanyak 59 ekor sapi juga menunjukkan gejala negatif PMK,” ungkapnya.
Mishael mengingatkan, kepada para peternak, meskipun hasil surveilans klinis PMK menunjukkan negatif, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Bartim tetap mengimbau, bagi peternak sapi, kuda, kambing, domba, babi dan hewan berkuku belah lainnya di Bartim agar lebih memperhatikan kesehatan ternak, kesehatan kandang secara rutin dan kesehatan lingkungan.
“Meminta peternak sapi, kuda, kambing, domba, babi dan hewan berkuku belah lainnya melakukan penyemprotan desinfektan secara mandiri di sekitar kandang dan lingkungan rumah masing-masing,” ujarnya.
Dia juga meminta, kepada peternak tidak menjual ternak sapi, kuda, kambing, domba, babi dan hewan berkuku belah lainnya yang sakit atau mati.
“Ternak sapi, kuda, kambing, domba, babi dan hewan berkuku belah lainnya yang mati agar segera dikubur,” pungkasnya. (ell/abe)