Cegah Banjir Kawasan Food Estate, Pemkab Pulpis Normalisasi Jaringan Irigasi

irigasi
Bupati Pulpis, Pudjirustaty Narang, berdiskusi dengan Kadis PUPR Pulpis, Usis I Sangkai, saat meninjau lokasi food estate di Desa Belanti Siam, baru-baru tadi. Foto: dok.humaspro pulpis.

PULANG PISAU – Dalam mencegah banjir di lahan pertanian terutama dikawasan ketahanan pangan atau food estate. Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) didukung Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kementerian PUPR melakukan normalisasi irigasi atau menata jaringan irigasi di kawasan tersebut.

Hal tersebut, disampaikan Bupati Pulang Pisau, Pudjirustaty Narang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (DPUPR) Pulpis, Usis I Sangkai serta Kepala Dinas Pertanian Pulpis, Slamet Untung Riyanto, saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi food estate di Desa Belanti Siam, Selasa (9/11/2021).

“Rehabilitasi dan penataan jaringan irigasi ini bertujuan agar pengairan dikawasan food estate stabil baik pada musim kering maupun musim penghujan,” kata Pudjirustaty Narang.

Selain melakukan normalisasi atau penataan jaringan irigasi, lanjut Taty Narang, dinas pertanian juga telah menyalurkan mesin pompa air kepada para petani di kawasan food estate.

Hal tersebut, dimaksudkan agar para petani pada dapat mengendalikan air baik pada musim kering maupun penghujan.

“Juga untuk mengendalikan air, kitabjugabtelah membagikan mesin pompa bagi para petani,” ucapnya.

Menurutnya, kalau irigasi atau pengairan di lahan pertanian dinormalisasi, maka diharapkan banjir bisa dicegah, kalaupun sampai merendam, diharapkan tidak sampai terlalu lama sehingga tanaman padi para petani tidak sampai mati, dan tidak membuat petani merugi.

“Kita selalu berdoa agar pertanian diwilayah Kabupaten Pulpis ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan sesuai dengan harapan kita semua,” tegasnya.

Sebelumnya pada bulan Juli 2021 lalu hujan lebat disertai angin kencang menghantam sejumlah lahan pertanian padi dikawasan food estate di Desa Belanti Siam dan Desa Gedabung, Kecamatan Pandih Batu.

Akibatnya, sejumlah lahan pertanian padi tersebut terancamm gagal panen karena mengalami kerusakan seperti padi roboh dan terendam air.

“Kita berharapkan kondisi itu tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Dari informsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kata Taty, menyampaikan peringatan dini untuk waspada datangnya La-Nina menjelang akhir tahun.

Kondisi itu, lanjutnya, telah ditunjukkan dengan adanya intensitas hujan tinggi yang turun setiap hari. Semakin tinggi curah hujan akan meningkatkan potensi terjadinya bencana banjir. Apalagi untuk daerah yang memiliki saluran pembuangan air (drainase) yang kurang baik.

“Bencana banjir tersebut susah pasti akan mempengaruhi kondisi lahan pertanian tanaman pangan yang ada di daerah terdampak. Harapan kita, semua itu tidak terjadi,” pungkasnya. (ung/cen)