KUALA KAPUAS — Rutan Kelas IIB Kuala Kapuas kembali menghadirkan terobosan dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui program pembinaan kemandirian, rutan kini mengembangkan integrated farming berupa kandang ayam petelur yang dipadukan dengan kolam ikan lele di bawahnya. Konsep ini tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan praktis kepada WBP, tetapi juga mendukung ketahanan pangan dan efisiensi pembinaan di dalam rutan.
Kepala Rutan Kuala Kapuas, Daniel Kristianto, menyampaikan bahwa inovasi ini menjadi langkah nyata untuk menciptakan pembinaan yang lebih produktif dan berkelanjutan. Sistem terintegrasi antara peternakan ayam dan budidaya ikan ini dirancang untuk saling mendukung. Limbah kotoran ayam yang jatuh ke kolam secara otomatis menjadi pakan alami bagi ikan lele, sehingga dapat menghemat biaya operasional dan memaksimalkan hasil produksi.
“Integrated farming ini bukan sekadar kegiatan beternak, tetapi bagian dari strategi pembinaan kemandirian yang memberi ilmu terapan, efisiensi produksi, dan dampak langsung bagi WBP,” jelas Daniel.
Melalui program ini, WBP dilatih mulai dari dasar-dasar ternak ayam petelur seperti sanitasi kandang, pengelolaan pakan, pemanenan telur, hingga perawatan kesehatan unggas. Sementara pada sektor perikanan, mereka mempelajari teknik budidaya lele, termasuk manajemen air, kontrol pakan, dan cara panen yang benar.
Program pembinaan ini tidak hanya berorientasi pada output produksi, tetapi juga pada perubahan mental dan perilaku. Rutinitas terstruktur yang dijalani WBP membangun disiplin, tanggung jawab, serta rasa percaya diri untuk mempersiapkan masa depan mereka setelah bebas.
Hasil panen telur dan ikan lele juga turut memberikan manfaat bagi kebutuhan internal rutan, sekaligus menjadi dukungan nyata dalam efisiensi program kemandirian.
Daniel menegaskan bahwa Rutan Kapuas akan terus memperluas ruang pembinaan berbasis keterampilan produktif agar para WBP memiliki bekal kompetensi yang dapat langsung diterapkan di masyarakat kelak.
“Kami ingin WBP keluar bukan hanya sebagai individu yang selesai menjalani hukuman, tetapi sebagai manusia yang siap kembali produktif dan bermanfaat,” tegasnya.
Program integrated farming ini menjadi bukti bahwa pembinaan di Rutan Kapuas berjalan dinamis, adaptif, dan berdampak membuka jalan bagi masa depan WBP yang lebih cerah. (alx/cen)



