Dugaan Belatung Pada Menu MBG di SMPN 1 Sampit Dipatahkan! Sekolah Tegaskan Itu Hanya Imajinasi Siswa

mbg
Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso bersama pihak penyedia SPPG Yos Sudarso saat melakukan jumpa pers di Kantor SMPN 1 Sampit, pada Senin (17/11/2025). Foto: Ist

SAMPIT – Sebuah video pendek yang menampilkan dugaan belatung pada makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Jumat (14/11/2025) lalu, sempat menghebohkan dunia maya. Namun setelah dilakukan penelusuran mendalam, pihak sekolah memastikan bahwa dugaan tersebut tidak terbukti.

‎Pihak sekolah juga langsung bergerak cepat sejak video beredar. Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso, memerintahkan pemeriksaan internal dengan memanggil siswa yang merekam, menanyai saksi di kelas, hingga membuka rekaman CCTV untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

‎Pihak sekolah menegaskan bahwa dari hasil pemeriksaan internal tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan benda asing atau yang diduga belatung di dalam makanan.

‎“Setelah kami klarifikasi, siswa itu sebenarnya tidak menemukan apa pun. Ia hanya menebak-nebak karena terpengaruh pemberitaan tentang MBG yang sebelumnya viral,” ungkap Suyoso saat jumpa pers di Kantor SMPN 1 Sampit, pada Senin (17/11/2025).

‎Menurutnya, pola pada olahan telur yang diberi saus atau mayones terlihat tidak biasa sehingga membuat siswa tersebut berimajinasi lain. Setelah diberi penjelasan, siswa itu mengakui bahwa dugaan yang ia ucapkan dalam video bukan berdasarkan temuan nyata.

“Garis pada telur ia kira sesuatu yang aneh. Setelah kami jelaskan proses olahannya, ia sadar bahwa itu hanya persepsi yang salah,” tambahnya.

‎Rekaman CCTV yang dipasang di kelas semakin memperkuat kesimpulan tersebut. Tidak tampak adanya benda asing, dan seluruh menu yang dibagikan kepada siswa tampak sama serta dikonsumsi tanpa keluhan.

‎“Anak-anak lain makan seperti biasa. Tidak ada yang merasa janggal. Porsi makanan hari itu pun habis,” tutur Suyoso.

‎Sekolah juga memberikan pembinaan kepada siswa yang merekam video tersebut dan mengingatkan bahwa setiap keluhan seharusnya disampaikan kepada guru, bukan langsung diviralkan.

‎Dari pihak penyedia, Ketua SPPG Yos Sudarso, Dinda Tulus, menegaskan bahwa kasus ini langsung dijadikan bahan evaluasi, meskipun pihaknya belum dapat memastikan kebenaran video karena tidak berada di lokasi saat kejadian.

‎‎“Kami tetap melakukan pengetatan pengecekan makanan, baik pada tahap pengolahan maupun distribusi. Evaluasi tetap ada meskipun kesimpulan sekolah menyatakan bukan belatung,” ujarnya.

Dinda juga berharap setiap temuan atau ketidaksesuaian dalam menu MBG dapat langsung disampaikan kepada SPPG, sehingga bisa ditindaklanjuti secara cepat tanpa menimbulkan kegaduhan di ruang publik.

‎‎“Kalau ada masalah, sebaiknya lapor dulu ke penyedia. Biar bisa ditangani cepat, tidak jadi simpang siur,” tegasnya. (pri/cen)