PALANGKA RAYA – Tiga kabupaten di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih masuk dalam zona merah kemiskinan berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten Seruyan menempati posisi tertinggi dengan persentase kemiskinan mencapai 6,72 persen, disusul Murung Raya (6,19 persen) dan Barito Timur (6,10 persen).
Pemerintah Provinsi Kalteng menyatakan terus berupaya menekan angka kemiskinan melalui berbagai langkah terintegrasi, mulai dari penguatan program sosial hingga pembangunan infrastruktur dasar.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng Leonard S. Ampung mengatakan, angka kemiskinan yang masih tinggi menunjukkan masih banyak warga yang berpenghasilan di bawah Rp1 juta per bulan.
“Ada beberapa kabupaten yang angkanya masih merah. Artinya, tingkat kemiskinan di wilayah tersebut masih tinggi,” ujar Leonard kepada awak media, Rabu (5/11/2025).
Sebaliknya, wilayah dengan tingkat kemiskinan terendah di Kalteng berada di Kabupaten Sukamara (4,02 persen), Kota Palangka Raya (3,62 persen), dan Kabupaten Lamandau (3,33 persen).
Leonard menekankan pentingnya sinkronisasi program antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar penanggulangan kemiskinan lebih tepat sasaran. Salah satu fokus utamanya adalah masyarakat berpenghasilan rendah di kelompok Desil 1 dan Desil 2.
“Kita harus hadir dengan program nyata, seperti pasar murah, bantuan sosial, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan UMKM,” jelasnya.
Ia menambahkan, penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan melalui kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat, terutama di daerah pedalaman.
“Pembangunan yang berhasil bukan diukur dari banyaknya gedung tinggi, tetapi dari seberapa banyak masyarakat yang hidupnya lebih baik,” tegas Leonard. (ifa/cen)
BACA JUGA : Gubernur Kalteng Terapkan Mekanisme CSR Satu Pintu untuk Perkuat Pembangunan Daerah



