SAMPIT – Keterbatasan fasilitas cuci darah di RSUD dr. Murjani Sampit kembali menjadi sorotan. Banyak pasien asal Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terpaksa menjalani hemodialisis ke Kota Palangka Raya, yang jaraknya mencapai lebih dari 200 kilometer.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotim, Riskon Fabiansyah, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut menyebabkan banyak warga harus menanggung biaya besar selama menjalani pengobatan rutin.
“Tidak sedikit pasien yang kesulitan biaya. Bahkan ada keluarga pasien yang sampai meminta-minta di jalan demi bertahan hidup selama pengobatan di Palangka Raya,” ungkap Riskon, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, pemerintah daerah perlu segera mengambil langkah nyata agar pasien tidak harus berobat jauh ke luar daerah. Salah satu solusinya, kata Riskon, adalah dengan menambah jumlah alat cuci darah di RSUD dr. Murjani Sampit atau menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain di Kotim.
“Ini menyangkut nyawa. Pasien cuci darah tidak bisa menunda jadwalnya, jadi pemerintah harus segera mencari solusi,” tegasnya.
Riskon menambahkan, selain peningkatan fasilitas di rumah sakit, keberadaan rumah singgah juga penting bagi warga yang menjalani pengobatan rujukan.
“Pemerintah harus hadir untuk memastikan pasien mendapat tempat beristirahat yang layak dan tidak terbebani biaya tambahan,” pungkasnya. (pri/cen)
BACA JUGA : DPRD Kotim Dukung Pengembangan Wisata Pulau Hanibung, Minta Pemkab Fokus Atasi Banjir dan Infrastruktur



