Belajar di Bawah Tenda, Anak-anak SDN Kunjung Lampuyang Tetap Semangat di Tengah Ancaman Buaya

SDN Kunjung Lampuyang
Anak-anak murid SDN Kunjung Lampuyang saat belajar dibawah tenda darurat milik BPBD Kotim, pada Kamis (16/10/2025). Foto: BPBD Kotim

SAMPIT – Setelah banjir merendam sekolah dan munculnya ancaman buaya di sekitar SDN Kunjung Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, kegiatan belajar mengajar kini terpaksa dipindahkan ke tenda darurat di halaman rumah warga.

Dua ruang kelas, yakni kelas 1 dan kelas 2, dipindahkan ke lokasi yang lebih aman demi keselamatan para siswa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam, mengungkapkan bahwa langkah pemindahan ini merupakan bagian dari upaya tanggap darurat terhadap ancaman hewan predator yang sempat terlihat di sekitar sekolah.

“Ada dua rombongan belajar yang digeser, yaitu kelas 1 dan kelas 2. Untuk kelas 1 jumlah siswanya 15 orang, sedangkan kelas 2 ada 11 siswa. Jadi total ada 26 anak yang kini belajar di tempat sementara,” ujar Multazam, Kamis (16/10/2025).

Pemindahan dilakukan ke lokasi berjarak sekitar 50 meter dari bangunan sekolah, tepatnya di halaman rumah warga yang dengan sukarela meminjamkan tempatnya untuk dijadikan ruang kelas darurat. BPBD Kotim turut menyiapkan tenda berukuran 4×6 meter untuk menampung kegiatan belajar sementara.

“Tenda yang kami pasang hanya satu, karena keterbatasan ruang. Sebagian anak belajar di bawah tenda, sebagian lagi di teras rumah warga yang berkenan memfasilitasi. Kami sangat berterima kasih kepada pemilik rumah dan pihak sekolah yang telah sigap beradaptasi,” jelasnya.

Kondisi di lapangan tidaklah mudah. Selain masih adanya genangan air di sekitar sekolah, beberapa siswa juga belum bisa hadir ke lokasi belajar darurat.

“Dari informasi pihak sekolah, beberapa siswa hari ini tidak masuk karena kondisi banjir dan faktor keamanan. Namun yang hadir tetap bersemangat mengikuti pelajaran,” tutur Multazam.

Langkah pemindahan kelas ini dilakukan setelah adanya laporan warga tentang kemunculan buaya berukuran sekitar tiga meter di sungai depan sekolah. Ancaman itu dianggap cukup serius karena lokasi sekolah berada di wilayah rendah yang sering tergenang air saat banjir rob.

“Kami sudah bahas penanganan daruratnya bersama pihak sekolah dan camat setempat. BPBD juga menyiapkan beberapa bahan tambahan dari kantor untuk membantu memperkuat keamanan di sekitar lokasi, termasuk langkah antisipasi jika buaya kembali muncul,” katanya.

Meski belajar di bawah tenda sederhana, semangat anak-anak SDN Kunjung Lampuyang tak pernah padam. Suara tawa mereka terdengar di sela-sela deru angin yang menggoyang atap tenda. Di papan tulis kecil yang menempel di kursi, sang guru menuliskan pelajaran hari itu dengan semangat yang sama besarnya.

“Kami akan terus pantau situasinya. Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama. Tapi semangat mereka untuk tetap belajar, itu sungguh luar biasa,” tandas Multazam. (pri/cen)

BACA JUGA : BNNP Kalteng dan BNNK Kotim Bongkar Jaringan Besar Narkoba, Sita 400 Gram Sabu dan 114 Butir Ekstasi