RSUD Doris Sylvanus Berhasil Pangkas Utang Rp124 Miliar, Tinggal Rp5 Miliar Siap Dilunasi

RSUD Doris Sylvanus
Plt. Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus, dr. Suyuti Syamsul. Foto: Ist

PALANGKA RAYA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus mencatat capaian signifikan dalam pengelolaan keuangan. Rumah sakit rujukan terbesar di Kalimantan Tengah ini berhasil memangkas utang warisan dari tahun 2023 hingga 2024 sebesar Rp124 miliar, dan kini hanya menyisakan sekitar Rp5 miliar yang ditargetkan lunas pada akhir Oktober 2025.

Capaian tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus, dr. Suyuti Syamsul, saat menerima kunjungan kerja Komisi IX DPR RI, baru-baru ini.

Menurut dr. Suyuti, ketika dirinya mulai menjabat, rumah sakit mewarisi beban utang besar dari manajemen sebelumnya. Namun berkat kerja keras seluruh tim dan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, persoalan tersebut berhasil diatasi secara bertahap.

“Utang sebesar Rp124 miliar ini menjadi beban berat bagi kami selama lebih dari satu tahun. Namun berkat kerja sama seluruh tim dan dukungan pemerintah daerah, kini tersisa sekitar Rp5 miliar yang akan segera kami lunasi,” ujarnya optimistis.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian besar utang tersebut berasal dari kewajiban pembayaran jasa medis tenaga kesehatan. Menanggapi pemberitaan mengenai keterlambatan pembayaran jasa medis hingga tujuh bulan, dr. Suyuti meluruskan bahwa informasi itu tidak sepenuhnya benar.

“Memang ada tunggakan pembayaran jasa medis, namun tidak sampai tujuh bulan seperti yang ramai diberitakan. Dari total kewajiban yang telah diperiksa oleh BPK sebesar Rp120 miliar, sekitar Rp60 miliar telah kami angsur, termasuk untuk jasa medis,” terangnya.

Selain menyelesaikan persoalan keuangan, manajemen rumah sakit juga melakukan pembenahan di sektor pelayanan. Salah satu langkah nyata adalah memastikan ketersediaan stok obat-obatan dalam kondisi aman, dengan pasokan mencukupi hingga empat bulan ke depan.

Inovasi layanan farmasi juga mulai diterapkan. Kini pasien tidak perlu lagi mengantre di apotek, karena petugas farmasi mengantarkan obat langsung ke ruang perawatan menggunakan sepeda khusus.

“Ini merupakan bagian dari upaya kami meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan di rumah sakit,” pungkas dr. Suyuti. (ifa/cen)

BACA JUGA : Tekanan Fiskal, Pemprov Kalteng Terapkan Efisiensi Ketat! Mulai dari Perjalanan Dinas Dikurangi hingga Konsumsi Rapat Dibatasi