DI sudut tenang Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, terdapat seorang perempuan berusia 60 tahun yang tangannya masih lincah menganyam rotan menjadi tas-tas etnik nan memikat. Dia adalah Rina Mariana, perajin tas jawet, kerajinan khas Suku Dayak yang kini tak lagi hanya dikenal di tanah Borneo, tetapi juga sudah menyeberangi lautan hingga ke Belanda dan Singapura.
“Ini tas jawet, dari rotan. Produksi sendiri,” ujar Bu Rina dengan bangga saat ditemui di stand pamerannya, Sabtu (4/10/2025).
Tas jawet bukan sekadar tas biasa. Ia adalah perwujudan seni dan warisan budaya. Disusun dari rotan yang dianyam dengan teknik tradisional, setiap tas dihiasi motif-motif sarat makna seperti kambang pelara, harijing, kawitoyang, bajakah, hingga motif unik bernama kodok berenang. Semua terinspirasi dari alam dan kisah rakyat Dayak.
“Satu tas bisa sampai tiga hari pengerjaannya. Tergantung jenisnya, harganya mulai dari Rp350 ribu sampai Rp750 ribu,” jelasnya. “Lama, iya. Tapi ini kan jual seni,” tambahnya sambil tersenyum.
Tak heran, tas jawet mendapat sambutan luar biasa, tak hanya di Kalimantan Tengah, tetapi juga dari Pulau Jawa hingga luar negeri.
“Kemarin sampai ke Belanda. Kita juga sudah dua kali ikut pameran di Singapura. Pernah juga ikut di Batam, Jakarta, dan Surabaya,” ungkapnya.
Di balik kesuksesan menembus pasar global, tersimpan kisah ketekunan dan kecintaan pada budaya. Bu Rina bukan hanya perajin, tapi juga pewaris tradisi dan penjaga warisan leluhur.
Tanpa mesin modern dan fasilitas besar, ia hanya mengandalkan ketelitian tangan dan pengalaman panjang. Setiap simpul dan anyaman menjadi simbol dedikasi terhadap kerajinan tradisional.
Selain tampilannya yang unik, tas ini menggunakan rotan asli Kalimantan yang terkenal kuat dan tahan lama. Sentuhan desain etnik yang autentik menjadikannya produk yang tak hanya berfungsi, tapi juga bercerita.
Tren mode dunia yang kini kembali melirik produk ramah lingkungan dan berbasis budaya menjadi angin segar bagi pelaku UMKM seperti Bu Rina.
Tas jawet menjadi bukti bahwa produk lokal bisa bersaing secara global. Dengan kualitas, keunikan, dan nilai budaya yang kuat, dukungan dari pemerintah, komunitas kreatif, dan pasar sangat dibutuhkan agar kerajinan seperti ini terus berkembang.
Bagi yang tertarik memiliki atau ingin mendukung kerajinan khas Dayak ini, Bu Rina membuka peluang pemesanan.
“Kalau berminat bisa hubungi 0821-5592-5412,” tutupnya ramah. (*)
Penulis: Siti Nur Marifa
Editor: Vinsensius
BACA JUGA : Ngopi di Atas Roda: Kisah Kombi Oranye yang Disulap Jadi Kedai Kopi