Akibat Over Kapasitas Puluhan Pelajar di Kotim Terpaksa Belajar di Teras Sekolah

teras
Puluhan pelajar SMPN 3 Cempaga saat belajar di teras sekolah akibat kekurangan ruangan kelas, pada Rabu (17/7/2024). FOTO: IST

SAMPIT –  Puluhan pelajar SMP Negeri 3 Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terpaksa belajar di teras sekolah karena kekurangan kelas. Hal ini dikarenakan jumlah pelajar yang terus bertambah, sedangkan jumlah ruang kelas tidak memadai.

“Tahun ini kita menerima murid baru ada 119 orang, dan itu kita dibagi menjadi tiga kelas. Satu kelas terpaksa belajar di luar karena kekurangan ruangan,” kata Kepala Sekolah SMPN 3 Cempaga, Sarkani, saat di konfirmasi, Kamis (18/7/2024).

Menurut keterangan Sarkani jumlah siswa di sekolahnya saat ini mencapai 400 siswa, sedangkan idealnya sekolah hanya bisa menampung siswa sekitar 200-an orang dengan kapasitas 7 ruangan kelas.

“Untuk minimalisir hal itu, kami juga sudah buat dalam satu kelas itu ada yang terdapat 50 siswa, itupun tetap kurang. Akhirnya kita terpaksa menggunakan ruang Perpustakaan, Ruang Tata Usaha, dan Lab IPA untuk tambahan ruangan, namun itu juga masih kurang,” jelasnya.

Ia menyampaikan setiap sekolah melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mendaftarkan tidak hanya dari sekitaran sekolah, melainkan juga dari perusahaan setempat. Bahkan lebih dari setengah siswa yang mendaftar berasal dari perusahaan.

“Untuk penerimaan siswa tahun ini itu sekitar 70 persennya berasal dari perusahaan di daerah sini. Dan sisanya itu anak-anak dari kampung sini,” ujarnya.

Dengan banyaknya siswa yang berasal dari perusahaan pekebun sawit. Pihak sekolah berinisiatif mengajukan bantuan ke beberapa perusahaan sekitar sekolah untuk memberi bantuan penambahan kelas. Namun, sampai saat ini pihak perusahaan belum ada berkontribusi ke sekolahan.

“Selain bantuan 20 persen plasma untuk masyarakat. Pihak perusahaan perkebunan sawit juga harusnya memiliki kewajiban memberikan bantuan dalam bentuk CSR untuk membantu sekolah terdekat dalam hal infrastruktur atau ruang kelas baru,” terangnya.

Dirinya berharap, pihak perusahaan bisa memahami apa yang saat ini diperlukan sekolah, karena setengah siswa yang merupakan dari perusahaan. Sementara, untuk pihak Pemerintah sendiri sudah memberikan bantuan. Namun, akibat banyaknya siswa yang mendaftar, bantuan tersebut masih belum mencukupi.

“Pemkab Kotim sudah membantu baik melalui APBD maupun DAK. Tetapi, karena jumlah siswa yang melebihi dari kapasitas, sehingga itu tidak cukup. Makanya kita minta kembali ke perusahaan melalui dana CSR nya,” tandasnya. (pri/cen)