PURUK CAHU – Jasad seorang laki-laki bernama E Abdurahman Boyy (49) ditemukan mengapung dan telah membusuk di Sungai Barito. Tepatnya daerah perbatasan antara Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara.
Mayat mengapung tersebut ditemukan oleh tim gabungan dari BPBD Murung Raya, TNI, Polri, pada Jumat (7/6/2024) sekitar pukul 08.00 WIB.
Sebelumnya, pencarian korban yang merupakan karyawan PT Joloi Musak kini diketahui terakhir kali hanya menggunakan handuk ingin mandi di sungai ini, sejak Rabu (5/6/2024) lalu.
Kapolres Murung Raya AKBP Irwansah SIK MM melalui Kapolsek Laung Tuhup Ipda Doni, membenarkan atas hasil penemuan korban tenggelam tersebut.
“Korban ditemukan di sekitar perbatasan Murung Raya dan Barito Utara oleh tim gabungan yang sudah melakukan pencarian selama tiga hari terakhir,” kata Kapolsek Laung. Saat ini jasad korban tenggelam tengah dilakukan visum di RSUD Puruk Cahu.
“Rencananya setelah dilakukan visum, dari pihak manajemen PT Joloi Musak (JM) akan membawa jasad karyawannya ini untuk diserahkan kepada pihak keluarga di Provinsi Kalimantan Timur,” tandasnya.
Sementara itu, korban tenggelam yang merupakan asal Flores diketahui tidak bisa berenang. Informasi tersebut diketahui dari Mahmal, perwakilan manajemen PT JM yang dijumpai awak media saat menunggu hasil visum korban di RSUD Puruk Cahu.
“Korban ini bekerja sebagai operator grader (alat berat) di perusahaan kita, korban ini tinggal bersama karyawan lainnya di camp logpon kita yang ada di pinggir Sungai Barito di Desa Makunjung, dan diketahui memang korban tidak bisa berenang,” kata Mahmal. Ia kembali menerangkan, bahwa korban diketahui hilang sejak Rabu (5/6/2024) pagi usai selesai mandi.
“Dari informasi yang disampaikan karyawan yang lain saat selesai mandi pagi itu karyawan lain sudah masuk ke kamarnya masing-masing tetapi korban terakhir masih melakukan aktivitasnya,” terang Mahmal lagi.
Para karyawan mulai kebingungan mencari keberadaan korban karena beberapa lama tidak berada di kamarnya.
“Dugaan kami sementara ini korban terpeleset usai selesai mandi, karena sudah tidak terlihat lagi hanya ada pakaian korban yang dijemur dan ember yang mengapung di sungai,” tutupnya. (udi/cen)