Upayakan Minimalisir Bentuk Kekerasan Remaja Sekolah

Ketua TP-PKK Kobar, Hj. Harli Saparia Budi Santosa ketika diwawancarai, awak media beberapa waktu lalu. FOTO : FIT/PE

PANGKALAN BUN – Video perkelahian antara dua orang remaja putri yang terjadi di Pangkalan Bun Park, Jumat (3/11/2023) lalu viral sejagat maya atas kejadian ini, sejumlah pihak tidak tinggal diam.

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Hj. Harli Saparia Budi Santosa pun memberikan respon keprihatinannya atas kejadian yang menghebohkan tersebut.

“Kami agak tertampar dan terkejut ya dengan adanya kejadian semacam itu, sangat memprihatinkan,” ucapnya saat ditemui, Senin (6/11/2023).

Sejalan dengan keresahan tersebut, Harli Saparia berencana mengeluarkan program dalam rangka meminimalisir adanya segala bentuk kekerasan anak di sekolah.

“Baru-baru ini saya mau membuat program karena kebetulan baru dilantik bunda forum anak daerah. Kami ingin seluruh sekolah itu ramah anak, tidak ada bullying, kekerasan, dan lain-lain,” sebutnya.

Menurutnya, kejadian ini tentu tidak lepas dari perhatian pemerintah dan pihak sekolah untuk melakukan penertiban dan pengawasan para murid agar terjaga dari penyimpangan sosial, baik terjadi di dalam atapun luar sekolah.

“Secara khusus para orangtua juga memiliki andil utama dalam pengawasan putra putrinya. Bagaimana pun orang tua masih tetap bertanggung jawab,” terangnya.

Istri dari Pj. Bupati Kobar ini menilai bahwa pengaruh tontonan menjadi salah satu penyebab seorang anak berbuat hal yang tidak layak seperti adegan kekerasan.

“Pengaruhnya banyak mungkin dari drakor (drama korea, red). Memang sering saya lihat banyak tindakan bullying. Kemudian dari media sosial juga seperti kata kasar dan hal negatif lain kerap kita temui,” jelasnya.

Kabupaten Kobar disebut sebagai kota layak serta ramah anak, namun kini masih dijumpai segelintir kejadian yang kurang mencerminkan hal demikian. Ketua TP-PKK Kobar mulai mengupayakan berbagai program untuk menjadikan Kobar sebagai tempat yang terjamin kelayakan anak.

“Sebaiknya nanti, setiap daerah memiliki perwakilan duta anak. Dimana mereka akan ikut menentukan, memberikan suaranya di pemerintah daerah,” imbuhnya.

“Kita perlu mengetahui apa yang jadi keinginan mereka, misalkan area publik dimana bisa dimanfaatkan untuk menggali kreativitas, dan juga bagaimana mereka berkiprah sebagai anak-anak muda yang nantinya keberadaan mereka bermanfaan bagi Kabupaten Kobar,” demikian tutupnya. (fit/nur)