Juru Pelihara Situs Budaya Perlu Dilakukan Bimbingan Teknis

Juru Pelihara Situs
Wakil Ketua DPRD Gumas Neni Yuliani (dari kanan) bersama koleganya saat bersantai di gedung dewan. Foto: Sepanya

KUALA KURUN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) mengharapkan, dengan dinas terkait, supaya juru pelihara wisata dan pengelola situs budaya perlu dilakukan bimbingan teknis (Bimtek). Sehingga, bisa menjaga wisata dan situs budaya yang merupakan aset pemerintah kedepannya.

“Memang hakekatnya harus berkelanjutan dimana pembangunan dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Maka, juru pelihara dan pengelola perlu dilakukan bimtek,” ucap Wakil Ketua DPRD Gumas Neni Yuliani, Selasa (3/10/2023).

Artinya, sambung Neni, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.

“Salah satu pemangku kepentingan didalam kepariwisataan, perlu dituntut dapat bekerjasama dengan pihak swasta. Juga merangkul masyarakat yang juga memiliki peran dan tanggung jawab untuk bersama-sama mendorong keberhasilan pengembangan kepariwisataan di wilayahnya,” ungkapnya.

Lanjutnya, oleh sebab itu lah perlu dilaksanakan bimbingan teknis kepada para pegelola maupun juru pelihara, karena mereka (juru pelihara wisata), juga pelaku yang memang bersentuhan langsung dengan pegunjung. “Jadi supaya mereka tahu bagaimana cara menyambut dan menerima pengunjung,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dibudpar Gumas Hansli Gonak menjelaskan, terkait dengan bimtek tersebut merupakan tanggungjawab dari pihaknya dalam memberikan pemahaman kepada para pegelola dan penjaga situs budaya yang ada di wilayah Kabupaten Gumas.

“Kalau peserta yang kami undang untuk mengikuti Bimtek itu berjumlah ratusan lebih, terdiri dari Kades maupun BPD yang ada di wilayah Kabupaten Gumas, termasuk pengelola wisata dan penjaga di situs budaya,” pungkas Hansli. (nya/abe)