BNPB Catat 1.037 Titik Api di Kalteng

BNPB Catat 1.037 Titik Api di Kalteng
CEK PERALATAN: Wagub Kalteng, Edy Pratowo bersama Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto mengecek peralatan untuk menghadapi bencana karhutla. FOTO: IST

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi melangsungkan Apel Gelar Pasukan dan Sarana Prasarana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di halaman Kantor Gubernur, Jumat (16/6).

Wagub Kalteng, Edy Pratowo yang hadir turut mendampingi kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI), Mayjen TNI Suharyanto.

Memimpin Apel gelar, Mayjen TNI Suharyanto mengajak seluruh stakeholders dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan agar kejadian yang pernah terjadi di tahun 2015 dan 2019 tidak terulang di tahun ini.

“Ancaman Karhutla yang semakin tinggi sehingga kami secara maraton berkunjung untuk melihat kesiapan daerah terkait dengan penanganan Karhutla,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala BNPB RI lebih dulu berkunjung ke Riau. Selanjutnya masih ada empat Provinsi prioritas yang menjadi pusat perhatian bencana Karhutla, diantaranya Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jambi,dan Sumatera Selatan.

Saat ini di Provinsi Kalteng tercatat lebih dari 1.037 titik api yang sudah muncul dan tersebar di kabupaten. Suharyanto mengungkap, bahwa kondisi cuaca di tahun 2023 ini berbeda dari 3 tahun sebelumnya. BMKG memprediksi kemarau di tahun 2023 akan lebih panjang termasuk di Kalteng.

“Meskipun kita lihat relatif masih turun hujan, tetapi yakinlah di masa akan datang, pada minggu-minggu yang akan datang, berdasarkan prediksi BMKG cuaca akan lebih banyak kemaraunya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Kepala BNPB RI juga turut menyerahkan bantuan penanganan karhutla dan diterima secara simbolis oleh Wagub Edy Pratowo yang akan didistribusikan kembali ke pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng.

Bantuan tersebut diberikan berupa alat suntik gambut sebanyak 27 unit, flexible tank 27 unit, pompa jinjing 81 unit, Nozzle 135 unit dan selang ukuran 1,5 inchi 1.350 unit.

Selain penyerahan bantuan, Kepala BNPB RI bersama wagub dan rombongan secara bergilir mengecek persiapan pasukan dan tenda sarana prasarana (Sapras) Karhutla.

“Secara umum, memang masih perlu diperbaiki, dilengkapi, namun bukan juga ini jadi kesalahan sebab tiga tahun terakhir, kecil terjadi karhutla, cuacanya relatif basah,” terang Suharyanto.

Suharyanto meminta apel gelar ini bukan sekedar seremonial semata. Kejadian karhutla yang dihadapi bukan sekali terjadi, sehingga kekompakan antara sinergi pusat dan daerah dapat terus ditingkatkan.

“Mari kita bersama-sama menyatukan pikiran dan tindakan untuk sama-sama bersatu padu antara pusat dan daerah, semua kompak dan yakin kita utamakan pencegahan. Sebelum api membesar, segera dipadamkan. Karena kalau sudah besar akan sulit ditangani,” tandasnya. (fit*/cen)