Melihat si Saga EV dari Luwuk Ranggan

Melihat si Saga EV dari Luwuk Ranggan
MOTOR LISTRIK: Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor mengapresiasi motor listrik non emisi hasil karya siswa SMK Negeri 1 Cempaga, beberapa hari lalu. FOTO: BAHRI/PALANGKA EKSPRES

SAMPIT – Beberapa hari belakangan ini masyarakat Kalteng terkhusus warga Kotawaringin Timur  (Kotim) heboh menyusul hadirnya sepeda motor listrik made in lokalan. Sepeda motor tanpa bahan bakar minyak (BBM) itu dinamai si  Saga Electric Vehicle (Saga EV).

Menariknya sepeda motor ramah lingkungan itu justru lahir dari tangan-tangan terampil para siswa dari daerah pedesaan. Tepatnya  dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cempaga, asal Desa Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, Kotim yang letaknya di Jalan Trans Kalimantan jauh dari Kota Sampit. 

Para siswa yang berasal dari jurusan otomotif tersebut berhasil menyulap sepeda motor bebek 120 cc yang berbahan bakar bensin, menjadi motor listrik dengan kapasitas baterai 72 volt hingga 20 ampere hour. Motor ini mampu menempuh jarak sejauh 70 kilometer.

Saat ini sepeda motor tersebut bisa melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam dengan pengisian baterai memakan waktu 3 jam penuh. Keunggulan, motor itu tidak akan mati jika melewati genangan air.

Bupati Kotim Halikinnoor tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap karya siswa SMKN 1 Cempaga Desa Luwuk Ranggan. “Saya bangga karena ada siswa asli Kotim yang mempunyai ide cemerlang untuk membuat sepeda motor yang ramah lingkungan,” kata bupati saat menghadiri peluncuran motor listrik tersebut.

Menurutnya ini merupakan terobosan yang luar biasa dari siswa SMK Negeri 1 Cempaga mampu menciptakan  sepeda motor non emisi. Inovasi tersebut bisa menjadi contoh bagi siswa lain yang ada di Kabupaten Kotim.

“Ini bisa dicontoh oleh siswa lain di Kotim agar bisa berinovasi. Saya sangat bangga dengan produk ini. Karena bisa meningkatkan kualitas udara dengan hadirnya kendaraan ramah lingkungan,”ujar Halikin.

Sementara itu, kepala sekolah SMK Negeri 1 Cempaga, Suwandi menegaskan kendaraan tersebut memiliki beberapa mode berkendara dan transmisi mundur. Kendaraan itu juga dapat diatur melalui aplikasi mode berkendara sesuai dengan kebutuhan pengendara. Motor tersebut juga tidak akan mati jika melalui genangan air atau saat hujan.

“Kita akan terus kembangkan kendaraan ini dan akan terus disempurnakan. Saat ini kendala kita adalah komponennya yang mahal dan belum tersedia di Kabupaten  Kotim,” pungkasnya.(bah/to)

BACA JUGA: Polemik Sriosako-Koyem Terus Bergulir Diperiksa Selama 4 Jam, Sriosako Sebut Ini Masalah Pribadi Bukan Tentang Partai