Modus Diberikan Es Krim Anak SD di Katingan Nyaris Diculik Pria Berkumis

anak sd diculik
Ilustrasi

KASONGAN – Warga di Kota Kasongan, Kabupaten Katingan, dihebohkan atas informasi dugaan percobaan penculikan terhadap anak yang masih duduk di bangku SD, Rabu (07/09/2022).

Kejadiannya di sekitar halaman Masjid Al Gufron, Jalan Tjilik Riwut arah Kasongan-Palangka Raya, Kompleks Kereng Humbang, Kecamatan Katingan Hilir, sekitar pukul 19.20 WIB.

Kabar tersebut tersebut diunggah Arfyansyah Afy, di halaman Facebook (FB) miliknya. Selanjutnya, screenshot informasi tersebut langsung beredar di grup-grup whatsApp (WA).

Pihak Polsek Katingan Hilir langsung bergerak cepat, guna menindaklanjuti informasi yang telah beredar luas di masyarakat tersebut. Petugas mengundang orang tua serta si anak ke mapolsek untuk dimintai keterangan.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, anak yang diduga hendak diculik itu berjenis kelamin laki-laki dan masih duduk di bangku sekolah kelas II SD. Pelaku yang diduga melakukan percobaan penculikan anak itu berjumlah lima orang.

Kala itu, mereka menggunakan sebuah mobil warna hitam. Salah satunya mempunyai ciri-ciri berkumis, modusnya pura-pura memberikan es krim.

Dari lima terduga pelaku tersebut,  salah satu diantaranya berusaha menarik tangan korban.  Namun anak itu melawan, dengan berusaha melepaskan pegangan orang tak dikenal itu dengan tendangan. Usai kejadian itu, si anak langsung melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya.  Sementara terduga pelaku, usai kejadian langsung pergi.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Katingan, AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo, SH, SIK, MIK melalui Kapolsek Katingan Hilir, AKP Eko Priono, SH, MH, menuturkan guna menindaklanjuti informasi tersebut pihaknya telah memanggil orang tua serta si anak. Saat di mapolsek, si anak diminta memperagakan atau merekonstruksi kembali apa yang dialami.

“Kesimpulan kita, keterangan si anak belum bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, tidak ada saksi yang melihat,” jelasnya, Kamis (08/09/2022).

Diungkapkan Eko, dari keterangannya saat di mapolsek, orang tersebut mengiming-imingi es krim. Si anak melihat, ada beberapa orang di dalam mobil.

“Kita tanyakan apakah mobil itu dalam kedaaan tertutup atau terbuka. Kata si anak, terbuka. Kemudian kita bawa kembali rekonstruksi di TKP, ternyata keterangan si anak ini berubah-ubah. Dia bingung untuk mereview kembali apa yang dia sampaikan sebelumnya,” imbuhnya.

Menurut Eko, keterangan si anak saat di Maposek dengan di TKP sangat beda. Namanya anak-anak, sehingga mungkin saja keterangan yang diberikan berubah-ubah.

“Saat di kantor, katanya mobil dalam keadaan terbuka. Namun saat di TKP, katanya lagi mobil dalam keadaan tertutup. Dikatakan dalam mobil ada lima orang. Bagaimana bisa melihat di dalam ada empat atau lima orang, kalau mobil itu tertutup,” terangnya.

Kapolsek menyebut, yang menyampaikan informasi di media sosial tersebut adalah orang mengantar si anak sekolah.

“Nanti akan kita minta klarifikasi, jika itu sudah ditindaklanjuti oleh polsek serta sudah dilakukan interogasi,” tuturnya. (ndi/cen)