Diduga Ada Belatung di Menu MBG, Video Viral dari SMPN 1 Sampit Diselidiki

mbg
Makanan MBG di SMPN 1 Sampit, Kabupaten Kotim diduga ada ditemukan belatung, pada Jumat (14/11/2025). Foto: Tangkap Layar Video

SAMPIT – Sebuah video yang menampilkan dugaan belatung pada lauk telur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa SMPN 1 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial pada Jumat (14/11/2025).

Dalam rekaman berdurasi 12 detik itu, terlihat sejumlah siswa memperhatikan telur rebus yang disebut merupakan bagian dari menu MBG. Suara terkejut seseorang dalam video membuat warganet berspekulasi bahwa peristiwa tersebut terjadi di salah satu sekolah di Sampit. Seragam siswa yang tampak dalam video kemudian memunculkan dugaan kuat bahwa lokasi kejadian adalah SMPN 1 Sampit.

Namun, pihak sekolah meminta masyarakat tidak terburu-buru menarik kesimpulan. Kepala SMPN 1 Sampit, Suyoso, mengatakan pihaknya masih menelusuri kebenaran dan sumber rekaman tersebut.

“Video itu baru diketahui setelah jam pulang sekolah. Kami belum bisa memastikan apakah kejadian itu memang berasal dari sekolah kami,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa siswa tidak diperkenankan membawa telepon genggam kecuali untuk kegiatan pembelajaran tertentu. Karena itu, sekolah masih memeriksa kemungkinan asal video dan siapa yang merekamnya.

Suyoso juga menyampaikan bahwa program MBG baru berjalan sekitar satu minggu di sekolah tersebut. Jika ada menu yang dianggap tidak layak konsumsi, siswa sudah diarahkan untuk langsung melapor kepada guru.

“Saluran pengaduan sudah kami siapkan. Jadi kalau ada masalah, mestinya disampaikan langsung,” kata dia.

Sementara itu, pihak penyedia makanan dari Yayasan SPPG Yos Sudarso mengakui adanya laporan terkait satu porsi makanan yang diduga bermasalah. Ketua Yayasan, Hari Rahmat, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.

“Dari sekitar 2.000 porsi yang kami produksi dan 900 porsi yang dikirim ke SMPN 1, ada satu laporan temuan dugaan ulat. Kami langsung melakukan pengecekan internal,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa setiap menu MBG melewati proses pengecekan berlapis, mulai dari pemilihan bahan hingga pengemasan. Meski demikian, jika ada temuan seperti itu, berarti masih ada celah dalam proses produksi.

“Kalau ada yang lolos, tentu itu kesalahan kami. Karena itu kami lakukan evaluasi total, mulai dari dapur hingga distribusi,” tegasnya.

Hari menambahkan bahwa menu MBG pada hari itu sebagian besar berupa menu kering. Karena itu, sumber dugaan ulat masih belum dapat dipastikan.

“Yang dimasak hanya telur. Komponen lain seperti roti dan daging dikemas dalam kondisi kering. Jadi kami masih menelusuri asalnya dari mana,” katanya.

Saat ini pihak sekolah dan penyedia makanan melakukan penanganan bersama. Keduanya memastikan evaluasi menyeluruh dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami pastikan kualitas pengawasan akan ditingkatkan,” tutup Hari. (pri/cen)