DPRD Kotim Usulkan Kerja Sama Pihak Ketiga untuk Fasilitasi Penyeberangan Mobil di Pulau Hanaut

pulau hanaut
Anggota DPRD Kotim dari Dapil III, Wahito Fajriannoor. Foto: Apri

SAMPIT – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari Dapil III, Wahito Fajriannoor, mendorong pemerintah daerah agar menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga guna mewujudkan layanan penyeberangan kendaraan roda empat di wilayah Pulau Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut.

Menurutnya, keberadaan fasilitas penyeberangan mobil akan menjadi terobosan penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sekaligus memperlancar arus logistik dan perekonomian masyarakat di kawasan pesisir selatan Kotim.

“Kalau kemampuan keuangan daerah terbatas, saya pikir perlu menggandeng pengusaha atau investor yang bisa menyediakan armada penyeberangan. Minimal, mobil pengangkut material bisa menyeberang untuk mendukung proyek pembangunan di Pulau Hanaut,” ujarnya, Sabtu (25/10/2025).

Wahito menyebut aspirasi mengenai kebutuhan layanan ferry roda empat itu banyak disampaikan masyarakat saat dirinya melaksanakan reses di Pulau Hanaut baru-baru ini. Ia menilai kondisi dermaga yang telah rampung dibangun sebenarnya sudah sangat siap untuk difungsikan.

“Saya lihat dermaganya sudah kokoh, konstruksinya dari beton dan mampu menampung kendaraan roda empat. Tinggal menunggu armada ferry tipe LCT agar bisa beroperasi melayani penyeberangan mobil,” tambahnya.

Politikus Demokrat ini juga mengingatkan agar dermaga yang telah lama selesai dibangun itu segera difungsikan, supaya tidak menjadi aset mangkrak dan berpotensi rusak sebelum memberi manfaat kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kotim, Raihansyah, menjelaskan bahwa dermaga penyeberangan Sungai Mentaya yang menghubungkan Pulau Hanaut–Mentaya Hilir Selatan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada akhir November 2025.

Raihansyah menuturkan, fasilitas tersebut dibangun oleh Kementerian Perhubungan melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Kalimantan Tengah, dan pada tahap awal akan digunakan untuk melayani penumpang serta sepeda motor.

“Permintaan masyarakat agar kendaraan roda empat bisa menyeberang memang tinggi, tapi kendalanya di ketersediaan armada ferry. Untuk tipe LCT saja biayanya sekitar Rp2 miliar. Saat ini yang beroperasi masih milik swasta,” jelasnya.

Ia menambahkan, secara jangka panjang dermaga di Desa Bapinang, Kecamatan Pulau Hanaut, dan Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, memiliki potensi besar dikembangkan menjadi lintasan resmi penyeberangan mobil apabila ada dukungan dan investasi dari berbagai pihak.

“Secara teknis sangat memungkinkan. Tinggal sinergi antara pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat agar operasionalnya bisa optimal,” tutup Raihansyah. (pri/cen)

BACA JUGA : Ketua Komisi III DPRD Kotim Soroti Minimnya Anggaran KONI, Khawatir Prestasi Olahraga Menurun