PWI Barito Selatan Kaji Tiru ke PWI Surakarta, Pelajari Sejarah dan Penguatan Organisasi Pers

pwi
Anggota PWI saat menyerahkan cinderamata ke PWI Surakarta dan melihat sejarah berdirinya PWI di Monumen Pers Nasional. Foto: Ist

SURAKARTA – Dalam upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas organisasi, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) melaksanakan kegiatan kaji tiru ke PWI Surakarta, Senin (20/10/2025).

Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua PWI Barsel, Julius M. Sinaga, SH, dan disambut hangat oleh jajaran pengurus PWI Surakarta di kantor sekretariatnya. Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi PWI Barsel untuk belajar langsung dari salah satu cabang tertua dan bersejarah dalam perjalanan organisasi wartawan di Indonesia.

Kota Surakarta memiliki tempat istimewa dalam sejarah pers nasional. Di kota inilah, pada 9 Februari 1946, organisasi Persatuan Wartawan Indonesia pertama kali didirikan menjadi tonggak lahirnya semangat kebebasan dan profesionalisme pers di Tanah Air.

“Selain mengunjungi PWI Surakarta yang merupakan tempat berdirinya PWI, kami juga berkesempatan berkunjung ke Monumen Pers Nasional,” ujar Julius M. Sinaga kepada awak media di sela-sela kegiatan.

Menurut Julius, kunjungan ini bukan sekadar perjalanan seremonial, melainkan bagian dari proses pembelajaran nyata. Melalui dialog dan berbagi pengalaman dengan pengurus PWI Surakarta, pihaknya berharap dapat menyerap praktik terbaik dalam pengelolaan organisasi, peningkatan kompetensi wartawan, serta penguatan peran PWI dalam membangun sinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

“Kegiatan kaji tiru ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi pengurus PWI Barsel. Kami ingin membawa pulang ide-ide segar untuk diterapkan di daerah, agar PWI Barsel semakin profesional dan adaptif terhadap perkembangan dunia pers saat ini,” jelasnya.

Selain melakukan pertemuan dan diskusi kelembagaan, rombongan PWI Barsel juga diajak menelusuri ruang-ruang bersejarah di Monumen Pers Nasional. Di museum tersebut tersimpan berbagai peninggalan penting perjalanan pers Indonesia, mulai dari mesin cetak kuno, arsip surat kabar era kemerdekaan, hingga dokumentasi foto-foto para tokoh wartawan tanah air.

Kunjungan ke Monumen Pers menjadi pengalaman berharga bagi rombongan PWI Barsel. Selain menambah wawasan, kegiatan ini juga membangkitkan rasa bangga sekaligus tanggung jawab moral untuk terus menjaga marwah profesi jurnalistik.

“Melihat langsung sejarah perjuangan pers di tempat ini membuat kami semakin termotivasi. Wartawan bukan hanya penulis berita, tetapi juga saksi sejarah yang turut membentuk arah bangsa,” ungkap salah satu anggota rombongan dengan antusias.

Usai dari Surakarta, rombongan PWI Barsel dijadwalkan melanjutkan kaji tiru ke PWI Yogyakarta pada Rabu (22/10/2025). Kegiatan lanjutan ini bertujuan memperluas jejaring, memperdalam wawasan tentang tata kelola organisasi pers, serta membuka peluang kerja sama lintas daerah.

Melalui rangkaian kegiatan ini, PWI Barsel berkomitmen untuk terus berbenah dan berkembang, tidak hanya sebagai organisasi profesi wartawan, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan daerah, penyebaran informasi publik yang konstruktif, serta penguatan literasi media di masyarakat.

“Kami ingin menjadikan PWI Barsel sebagai rumah besar bagi seluruh wartawan di Barito Selatan, tempat berbagi pengetahuan, meningkatkan kompetensi, dan menumbuhkan semangat profesionalisme yang beretika,” tutup Julius dengan optimistis. (ell/cen)