SAMPIT – Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Irawati, meluapkan kekecewaannya setelah sejumlah camat terpantau meninggalkan acara penting terkait penanganan stunting, hanya beberapa saat setelah peluncuran aplikasi SILARAS (Sistem Laporan Raport Dapur Sehat Atasi Stunting), Jumat (20/6/2025).
Padahal, acara tersebut berlanjut dengan diskusi serius soal percepatan penurunan stunting yang dipimpin langsung oleh Irawati sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kotim.
“Hanya Camat Cempaga yang tetap hadir sampai akhir. Camat Kota Besi yang wilayahnya mencatat angka stunting tertinggi justru tidak mengikuti diskusi dengan alasan ada rapat,” ungkap Irawati dengan nada kecewa.
Irawati menilai sikap abai ini menunjukkan lemahnya komitmen dari para camat di Kotim, padahal mereka merupakan ujung tombak koordinasi lintas sektor dalam menekan angka stunting di daerah masing-masing.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti minimnya inovasi dari camat dan desa, serta rendahnya partisipasi istri camat dan kepala desa sebagai mitra sosial di masyarakat.
Menurutnya, kegiatan seperti posyandu harus diberi sentuhan kreatif, seperti penghargaan atau dukungan dari OPD untuk meningkatkan minat warga.
“Kalau posyandu hanya dianggap tempat berobat, itu keliru. Ini tempat pemantauan pertumbuhan anak, dan harus aktif,” tegasnya.
Situasi makin miris, karena menurut Irawati, penilaian kinerja stunting tahun ini masih menggunakan data lama, lantaran data terbaru tak kunjung disiapkan.
“Saya sudah minta datanya minggu ini, tapi katanya tidak bisa. Beginilah situasinya,” katanya pasrah.
Meski demikian, Irawati memastikan rembuk stunting akan tetap dilanjutkan per wilayah, meskipun tanpa dukungan anggaran dari APBD.
“Kami tetap minta camat melanjutkan rembuk stunting di wilayah masing-masing. Mohon maaf, bahkan hari ini pun tidak ada anggaran khusus,” ujarnya tegas.
Wabup berharap agar seluruh camat dan kepala desa tidak hanya hadir saat seremonial, tetapi benar-benar turun tangan dalam kerja nyata menyelamatkan generasi masa depan dari bahaya stunting. (pri/cen)
BACA JUGA : Aroma Korupsi di Pelabuhan! Pejabat Dishub Kotim Mulai Diperiksa, Halikinnor: Biarkan Aparat Usut Tuntas