PALANGKA RAYA — Keputusan mengejutkan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendiskualifikasi dua pasangan calon dalam Pilkada Barito Utara 2024 memunculkan babak baru dalam peta politik daerah.
Dengan tersingkirnya dua paslon utama akibat politik uang, perhatian kini tertuju pada munculnya figur-figur baru yang dinilai lebih bersih dan berkualitas.
Pengamat politik sekaligus akademisi dari Fisip Universitas Palangka Raya (UPR), Ricky Zulfauzan, optimistis Barito Utara tidak akan kehabisan stok calon pemimpin berkualitas.
“Barito Utara memiliki banyak SDM unggul, baik yang tinggal di daerah maupun yang berkiprah di luar. Ini momentum bagi mereka untuk tampil,” ujar Ricky, Jumat (16/5/2025).
Meski demikian, Ricky memprediksi koalisi partai-partai pengusung paslon lama akan tetap solid. Perubahan hanya akan terjadi di level figur, bukan di barisan pendukung.
“Koalisi partai kemungkinan tetap, hanya sosoknya yang berganti. Ini soal regenerasi dan perbaikan citra,” tambahnya.
Ricky juga mengingatkan bahwa tantangan besar menanti Komisi Pemilihan Umum (KPU), mengingat PSU harus digelar dalam waktu 90 hari sesuai regulasi.
Di sisi lain, ia tetap percaya masyarakat Barito Utara akan antusias menggunakan hak pilihnya, meski ada risiko penurunan partisipasi akibat kelelahan politik.
“Kalau antusiasme turun, itu mungkin. Tapi berapa besar dampaknya masih belum bisa dipastikan,” kata Ricky.
Pilkada Barito Utara 2024 memang jadi sorotan nasional. Sejak Pilkada serentak November 2024, perselisihan hasil, PSU, hingga diskualifikasi massal membuat prosesnya melelahkan dan penuh drama.
Ricky berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar proses demokrasi di masa depan lebih bersih dan bermartabat.
“Semua pihak harus belajar, terutama soal etika berpolitik. Jangan sampai demokrasi kita terus-terusan dinodai,” pungkasnya. (rdi/cen)
BACA JUGA : Ini Amar Putusan MK Terkait Sengketa Pilkada Barito Utara