SAMPIT– Dalam kurun lima bulan terakhir, empat warga diserang buaya di berbagai wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Insiden terbaru di wilayah Kotim terjadi pada Sabtu malam, 3 Mei 2025. Seorang warga Desa Bagendang Tengah, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, bernama Samsul Anwar, diserang buaya saat hendak berwudhu di Sungai Ramban.
Ganasnya predator sungai sepanjang sekitar 4 meter tiba-tiba menerkam dari permukaan sungai, menyebabkan luka robek parah di bagian tangan korban hingga harus dijahit sebanyak 15 kali.
“Alhamdulillah saya masih selamat. Tapi kalau lambat sedikit, mungkin sudah lain ceritanya,” ujar Samsul kepada wartawan, Senin (5/5/2025).
Sebelumnya, pada 4 April 2025, seorang warga Desa Babaung, Kecamatan Pulau Hanaut, ditemukan tewas usai diserang buaya di Sungai Mentaya. Korban menjadi satu-satunya yang meninggal dari total empat kejadian sepanjang tahun ini di wilayah Kotim.
Dua kasus lainnya terjadi pada 13 Januari 2025 di Desa Lampuyang, ketika dua warga yang sedang mencuci pakaian di Sungai Pasir, sebuah anak sungai di wilayah pertanian, mengalami luka-luka akibat terkaman buaya.
Menanggapi maraknya serangan buaya tersebut, Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di pinggir sungai, terutama pada pagi dan malam hari.
“Serangan dari ganasnya hewan buas ini sudah mengkhawatirkan, membuat cemas warga. Sungai Mentaya dan anak sungainya sudah tidak aman lagi untuk mandi, mencuci, atau buang air,” tegas Muriansyah, Selasa (6/5/2025).
Menurutnya, kebiasaan buruk masyarakat seperti membuang sampah rumah tangga, bangkai hewan, dan membangun kandang ternak di dekat sungai menjadi faktor utama buaya semakin mendekat ke permukiman.
“Kalau tidak ada perubahan perilaku, korban berikutnya tinggal menunggu waktu,” pungkasnya. (pri/cen)
BACA JUGA : Sedang Wudhu, Tiba-tiba Tangan Disambar Buaya 4 Meter! Warga Kotim Nyaris Tewas