PULANG PISAU – Dalam rangka memperingati Hari Bumi se-dunia ke-55 yang jatuh tanggal 22 April 2025, Bupati Pulang Pisau (Pulpis), H Ahmad Rifa’i bersama Wakil Bupati Pulpis, H Ahmad Jayadikarta, melakukan kegiatan gerakan penanaman 1 juta pohon matoa secara simbolis yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia.
Di Pulang Pisau kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pulang Pisau, Selasa (22/4/2025).
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Agama, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Pulang Pisau serta Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan (BPDASK) yang telah berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan ini. Penanaman pohon bukan hanya bentuk peringatan simbolis, tetapi juga wujud nyata kepedulian kita terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan hidup,” kata Bupati Pulang Pisau, H Ahmad Rifa’i.
Dikatakan bupati, tema peringatan Hari Bumi tahun ini “Our Power, Our Planet”. Ini mengingatkan bahwa kelestarian alam adalah tanggung jawab bersama.
“Dengan menanam pohon kita tidak hanya menjaga kualitas udara, tanah, dan air. Tetapi juga mencipta warisan lingkungan yang lebih baik kepada generasi mendatang,” ucapnya.
“Selain menanam pohon, kami sampaikan juga agar mengurangi penggunaan kemasan plastik dan efesiensi energi juga merupakan bentuk aksi nyata kita untuk mengurangi beban kerja bumi yang selama ini kita diami,” ungkapnya.
Bupati berharap kegiatan ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda di Kabupaten Pulang Pisau untuk mencintai dan menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua sebagai penghuni planet ini.
Sementara itu, Kepala DLHK Kabupaten Pulang Pisau, Hendri Arroyo, mengatakan bahwa upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berkelas itu, yang artinya terintegrasi dengan visi misi kepala daerah, kemudian terintegrasi dan selaras program ASTA CITA Presiden RI itu, bahwa kita ini, baik masyarakat, pemerintah daerah dan dunia usaha itu harus secara bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
“Mengingat kondisi saat ini adanya faktor keterbatasan dampak penebangan pohon dan emisi gas rumah kaca sehingga upaya yang bisa kita lakukan adalah ayo kita berlomba-lomba menanam pohon kembali,” ucapnya.
Hendri juga menambahkan, penamaan pohon Matoa serentak ini juga menjadi momentum Bumi se-dunia ke-55 tahun 2025, dimana kita terus berupaya menjadikan momentum ini untuk melindungi bumi.
“Saya juga mengajukan kepada seluruh masyarakat, khususnya di Bumi Handep Hapakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan alam kita dengan tidak melakukan pencemaran lingkungan, tidak melaksanakan penebangan secara sporadis atau liar dan mari kita menambah pohon kembali dilingkungan kita sekecil apapun. Karena dampaknya itu sangat berpengaruh terhadap kondisi karbon yang saat ini mulai merusak lingkungan kita,” pungkasnya. (ung/cen)