KALTENGOKE.COM – Harga Bitcoin mulai menunjukkan tanda-tanda stabil setelah beberapa pekan diguncang volatilitas tinggi dan kekhawatiran makro ekonomi global.
Hingga Minggu (13/4), Bitcoin bertahan di level USD 83.400 atau sekitar Rp 1,36 miliar (kurs Rp 16.400 per USD), masih berada di atas level psikologis penting USD 81.000 yang menjadi garis pertahanan utama bagi para investor bullish.
Dikutip dari Bitcoinist, meskipun harga belum sepenuhnya pulih, data terbaru menunjukkan kondisi pasar mulai membaik.
Menurut laporan CryptoQuant, volume mingguan likuidasi posisi long (posisi beli dengan leverage) telah turun signifikan dari USD 2,2 miliar menjadi USD 1,2 miliar dalam sebulan terakhir.
Penurunan ini menunjukkan bahwa trader kini lebih berhati-hati dalam menggunakan leverage—sebuah sinyal positif bahwa pasar mungkin sedang menuju fase yang lebih sehat.
Kondisi ini mencerminkan pergeseran perilaku pelaku pasar. Setelah periode euforia dan penggunaan leverage berlebih, banyak trader mulai mengatur ulang posisi mereka dan menghindari risiko berlebihan. Dalam banyak siklus, fase seperti ini menjadi pondasi pemulihan yang lebih berkelanjutan.
Namun demikian, tantangan masih mengintai. Resistensi terdekat berada di sekitar USD 83.500 (Rp 1,37 miliar), tepat di garis rata-rata pergerakan (moving average) 200 periode pada grafik 4 jam.
Ini menjadi zona penting yang perlu ditembus jika Bitcoin ingin melanjutkan tren naik ke kisaran USD 85.000–USD 87.000 (Rp 1,39 miliar–Rp 1,43 miliar).
Sebaliknya, jika gagal bertahan di atas USD 81.000, Bitcoin berisiko mengalami tekanan jual kembali.
Penurunan di bawah level tersebut bisa memicu aksi jual yang lebih luas dan membuka jalan ke support berikutnya di USD 80.000, bahkan bisa kembali ke zona kritis USD 75.000 (Rp 1,23 miliar).
Di tengah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta kekhawatiran resesi global, banyak pelaku pasar masih enggan mengambil risiko besar.
Meskipun data inflasi menunjukkan tren pelonggaran dan likuidasi telah menurun, sentimen pasar tetap sensitif terhadap perkembangan kebijakan ekonomi dan geopolitik.
Analis CryptoQuant, Axel Adler, menyatakan bahwa penurunan drastis dalam volume likuidasi menunjukkan adanya pergeseran dari spekulasi ekstrem menuju strategi yang lebih konservatif.
“Ini bukan akhir dari risiko, tapi mungkin awal dari kestabilan baru,” ujarnya.
Bitcoin masih dalam fase penentuan arah. Bertahannya harga di atas USD 81.000 memberi harapan bagi kelanjutan pemulihan, apalagi jika mampu menembus resistensi kuat di USD 83.500.
Namun, risiko global tetap tinggi. Pasar menanti kepastian lebih lanjut dari sisi makro ekonomi dan geopolitik sebelum mengambil keputusan besar. Bagi investor, saat ini adalah momen penting untuk tetap waspada namun terbuka terhadap peluang. (jawapos/cen)