Menurut Jhon, terjadi pergeseran perilaku pemilih dari generasi baby boomers atau usia 40 hingga 55 tahun, ke generasi pemilih muda Gen Z atau milenial. Para pemilih muda ini menjadi mayoritas pemilih pada Pilkada Kalteng.
“Persentase pemilih muda yang melampau 50% lebih, menjadi magnet menarik untuk mendapat dukungan kelompok ini. Tentu di Pilkada Kalteng 2024,” kata Jhon, Sabtu (13/7/2024).
Menurut Jhon, perlu strategi khusus untuk memikat para pemilih muda. Mengusung calon yang akrab dengan media sosial menjadi salah satu pilihan.
“Figur calon yang akrab dan pandai menggunakan media baru (media sosial) sangat mampu mendulang dukungan dari kelompok kelompok pemilih muda ini,” ujarnya.
Jhon pun menyampaikan keuntungan jika tokoh muda dipasangkan dengan tokoh senior. Masing-masing tokoh akan kekurangan dan kelebihan satu sama lain.
“Sosok calon pemimpin yang masuk kategori usia ini (usia muda) akan memberi kontribusi atau mengisi kekosongan kekurangan paslonnya jika berpasangan dg generasi baby boomer,” ucap Jhon.
Salah satu figur yang bisa menjadi alternatif tokoh untuk maju dalam Pilgub adalah Monica Rasyid. Monica dinilai bisa menjembatani semua kalangan.
“Beberapa figur nama Bacalon Pimpinan daerah yang ramai dan masuk kategori usia muda seperti Monica dapat menjadi Alternatif pilihan menjembatani pergeseran estafet kepemimpinan dari generasi Y dengan generasi milenial dan generasi Z,” katanya.
Pemilihan Bacalon dari anak muda pada 2024 memberi efek pada Pilkada 2029. Pada Pilkada 2029 nanti, anak muda diprediksi akan menjadi kelompok yang dominan.
“Karena bisa dipastikan Pilkada 2029 kedepan akan menjadi panggung kelompok generasi X dan Z,” katanya. (ung)