PALANGKA RAYA – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Noor Fahmi, baru-baru ini telah mengadakan pemantauan rukyatul hilal di menara Masjid Raya Darussalam. Kegiatan ini dilakukan guna menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang akan mempengaruhi penetapan tanggal Hari Raya Iduladha bagi umat Muslim.
Dalam pengamatannya, Noor Fahmi menyatakan, bahwa kemungkinan besar Hari Raya Iduladha untuk tahun 2024 akan dirayakan secara bersamaan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), persis dengan penyatuan Hari Raya Idulfitri sebelumnya.
“Hasil pemantauan ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam penetapan tanggal Iduladha antara kedua organisasi besar tersebut,” ujarnya.
Tim hisab rukyat Kementerian Agama Kalteng telah melaksanakan penghitungan dan pemantauan yang teliti, dengan hasil yang dikonfirmasi oleh dua Kementerian Agama daerah, yakni Palangka Raya dan Kotawaringin Barat.
“Posisi hilal di dua kabupaten tersebut telah melebihi ketinggian ufuk yang telah ditetapkan sebagai standar penetapan awal bulan,” ucapnya.
Noor Fahmi juga mengumumkan, bahwa tanggal awal bulan Dzulhijjah telah ditetapkan lebih awal oleh Muhammadiyah, yaitu pada tanggal 17 Juni mendatang.
“Oleh karena itu, Hari Raya Iduladha diprediksi akan jatuh pada hari Senin, tanggal 17 Juni, bersamaan dengan tanggal 10 Dzulhijjah,” imbuhnya.
Dengan demikian, keputusan ini membawa kabar baik bagi umat Muslim, karena adanya kesatuan dalam penetapan Hari Raya Iduladha, yang akan memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah serta kegiatan lainnya.
“Semoga kebersamaan dalam perayaan Iduladha ini juga membawa kedamaian dan berkah bagi seluruh umat Muslim di Kalteng dan seluruh Indonesia,” tandasnya. (ifa/cen)