Waspada! Kasus DBD Meningkat Drastis

dbd
Ilustrasi

KASONGAN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan meningkat drastis. Bahkan salah seorang warga yang diduga mengalami gejala DBD, akhirnya meninggal dunia.

Kepala Rumah Sakit Pratama Tumbang Samba, dr. Adi menyampaikan, bahwa jumlah penderita DBD di wilayah Kecamatan Katingan Tengah khususnya di Tumbang Samba meningkat pesat. Baik jumlah yang dirawat inap, maupun rawat jalan.

“Namun untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa atau KLB, harus dilakukan verifikasi dari Kepala Dinas Kesehatan Katingan. Tetapi yang pasti, saat ini dari segi jumlah kasus DBD sangat meningkat pesat,” ujarnya, Senin (13/11/2023).

Dia juga mengungkapkan, data kasus DBD di RS Prama Tumbang Samba sejak September hingga pertengahan November 2023. Dimana pada Bulan September ada lima Kasus, kemudian Oktober naik menjadi 63 kasus dan November 11 kasus.

“Sehingga totalnya, ada sebanyak 79 kasus DBD,” jelasnya.

Adi menyebut, dari seluruh kasus DBD ini ada satu warga yang meninggal dunia yakni seorang anak perempuan berusia 9 tahun. Namun kala itu tidak sempat dicek darah, lantaran korban meninggal dalam perjalanan menuju RS Pratama dari rumahnya.

“Kasusnya mengarah ke gejala DBD, karena dari pengakuan pihak keluarga jika korban sudah menderita demam selama lima hari,” tuturnya.

Menurutnya, penyebab meningkatnya Kasus DBD saat ini dikarenakan sebelumnya kemarau dan kini memasuki cuaca hujan. Sehingga nyamuk jenis Aedes Aegypti yang suka berada di kolong-kolong tempat gelap, menggigit terutama anak-anak. Pasalnya, kebanyakan kesehariannya anak-anak berada di rumah maupun sekolah.

“Pencegahan di lapangan sudah dilakukan oleh pihak-pihak Puskesmas yang berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan. Yakni, dengan melakukan fogging massal. Kemudian dari Camat sudah memerintahkan aparat desa dan warga, untuk bergotong royong membersihkan genangan-genangan air di selokan dan sampah-sampah yang bisa memicu berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti ini,” kata Adi.

Sementara itu Kepala Bidang KP2P Dinas Kesehatan Katingan, Novi mengatakan bahwa kasus DBD di Katingan secara keseluruhan ada peningkatan sejak September lalu. Yakni di Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Katingan Tengah. Dimana di dua Kecamatan tersebut, merupakan wilayah padat penduduk.

“Kami dari Dinas Kesehatan sudah mengamati hal tersebut dengan melaporkannya ke Pimpinan yakni Penjabat Bupati Katingan serta melakukan penanganan, pencegahan dan pengendalian. Seperti pemberantasan sarang nyamuk, fogging fokus dan fogging massal,” ujarnya.

Sedangkan terkait dengan adanya warga yang meninggal dunia diduga karena DBD, tentunya harus didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

“Apabila dari diagnosa dokter DBD, maka dalam laporannya akan masuk ke Dinas Kesehatan. Namun hingga saat ini, belum ada laporan dari RS Pratama Tumbang Samba,” sebut Novi.

Sementara untuk menetapkan kasus tersebut menjadi KLB atau tidak, lanjut dia, ada beberapa kriterianya. Namun untuk saat ini, masih belum masuk dalam kriteria KLB.

“Dinas Kesehatan saat ini lebih fokus dalam menangani. Surat Edaran Penjabat Bupati sudah disampaikan ke RS maupun Puskesmas serta Kecamatan. Selain itu, Surat Edaran tersebut ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah terkait masalah DBD di Kabupaten Katingan,” katanya. (ndi/cen)