Viral! Warga Tolak Wisuda TK-SMA Terkadang Orang Tua yang Minta Wisudanya Diacarakan

KOMENTAR DI FACEBOOK: Postingan warga di Facebook terkait wisuda TK, SD, SMP dan SMA yang viral. Foto: Tangkapan Layar FB

PALANGKA RAYA – Di jejaring sosial seperti facebook, ramai masyarakat menolak acara wisuda bagi kelulusan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) baik sekolahan di lingkungan Departemen Agama maupun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Acara wisuda sebaiknya dikembalikan saja ke sejarah awalnya yakni bagi mahasiswa yang telah lulus kuliah. Sementara untuk pelajar mulai TK sampai SMA atau sederajatnya di lingkungan Depag atau Mendikbud cukup acara perpisahan biasa atau study tour.

Seperti diketahui pada Bulan Juni ini, sekolah mulai tingkat TK sampai SMA atau sederajatnya di Kalteng ramai menggelar acara wisuda, setelah menyelesaikan pendidikan akhir. Acara wisudanya tergolong mewah. Biaya wisudanya pun mencapai puluhan jutaan rupiah.

Tempat penyelenggaranya tidak cukup di sekolah masing-masing saja atau di halaman sekolah dengan menyewa tenda. Tetapi sebagian besar sekolah memilih menyewa hotel berbintang yang biaya sewanya hingga puluhan rupiah. Yang paling murah menyewa gedung pertemuan atau aula.

Biaya sewa hotel dan keperluan lainnya, semuanya dibebankan kepada siswa yang akan di wisuda. Padahal, siswa yang akan diwisuda juga perlu biaya untuk keperluan pribadinya. Misalnya untuk keperluan jas atau pakaian batik dan sebagainya. Bagi mereka yang tidak punya jas atau baju batik, terpaksa harus menyewa bahkan membeli.

Yang lebih berat lagi, wisudawan yang perempuan. Meskipun masih sekolah SMP harus mengenakan pakaian kebaya. Pakaian yang hampir tidak dimiliki pelajar SMP. Akhirnya mereka harus menyewa pakaian kebaya atau membeli.

“Harga pakaian kebaya di mall rata-rata Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta. Itu belum termasuk biaya riasnya bisa mencapai Rp 500 ribu bahkan lebih,” kata Nurul Komariah, orang tua siswa yang anaknya baru di wisuda setelah lulus SMA.

Sebuah salon di Jalan G Obos Palangka Raya mengaku menyewakan pakaian kebaya hingga meriasnya mencapai Rp 1,5 juta. Untuk pelajar SMP dan SMA biasanya kisaran Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta.

“Kalau untuk mahasiswa pasaranya Rp 1,5 juta. Sedangkan pelajar SMP dan SMA tergantung negonya. Biasanya sih Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta,” katanya.

Di media sosial yang diunggah kabar berita memposting unggahan: “Kembalikan wisuda hanya untuk yang lulus kuliah saja. TK, SD, SMP, SMA nggak perlu wisuda. Wisudanya di hotel lagi,”. Unggahan ini mendapat 415 komentar dan 77 kali dibagikan serta disukai 1.449 pengguna Facebook.

Sebagian besar komentar sangat setuju acara wisuda TK sampai SMA ditiadakan. Karena biayanya dibebankan kepada orang tua siswa. Orang tua juga harus menyiapkan dana untuk persiapan anaknya masuk sekolah berikutnya.

Warganet juga mengirim pesan ke Mendikbud Nadiem Makarim yang meminta agar acara wisuda anak TK, SMP sampai pelajar SMA ditiadakan. Alasanya acara itu hanya pemborosan dan membebani orang tua siswa.

Meskipun banyak menolak, tapi juga ada yang setuju acara wisuda pelajar SMA dan mahasiswa. Karena saat itulah momen yang paling indah untuk dikenang. Misalnya pengguna FB dengan nama Astrid mengunggah: “sy dulu wisuda sma kuliah karena saat itulah momen yang paling indah utk dikenang,” katanya.

Seorang guru SD, Istik (49) mengaku acara wisuda untuk anak didiknya sebenarnya justru bikin repot gurunya. Banyak guru-guru yang menolak acara wisuda, tapi orang tuanya yang mendesak. Dia mencontohkan pada saat terjadi Covid-19 pihak sekolah melarang acara wisuda di sekolah. Tapi orang tua minta agar dibikinkan tempat untuk acara foto-foto.

“Akhirnya sekolah membikinkan bod sekadar untuk foto-foto. Ya..orang tua juga yang foto-foto sama anaknya. Alasanya untuk kenang-kenangan,” ucapnya. (to)

BACA JUGA: Ruko di Seth Adji Membara Kerugian Ditaksir Capai Miliaran Rupiah

Tolak Wisuda Tolak Wisuda Tolak Wisuda