PALANGKA RAYA – Koalisi Keadilan untuk Kinjil yang berasal dari gabungan pemuda dan mahasiswa melakukan aksi solidaritas untuk warga Desa Kinjil dalam bentuk penggalangan koin di area Car Free Day (CFD), Minggu (18/6).
Aksi damai ini sebagai ajakan simpati kepada masyarakat agar turut membantu membayarkan kerugian PT. Bumitama Gunajaya Abadi (BGA) akibat laporan pencurian yang dilakukan oleh tiga warga Desa Kinjil, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Koalisi Keadilan untuk Kinjil dalam hasil press releasenya menerangkan, bahwa tiga warga Kinjil yang bernama Aleng Sugianto (63), Maju (63) dan Suwadi (40) dituduhkan sebagai pencuri buah sawit milik PT. BGA dengan tuntutan kerugian sejumlah Rp. 2,9 Juta dan ancaman hukuman sampai 7 tahun penjara.
Perkara ini kemudian menuai kejanggalan yang akhirnya disikapi dalam gerakan “Solidaritas untuk warga Kinjil” bahwa apa yang dilakukan perusahaan diukur sebagai bagian dari upaya kriminalisasi terhadap masyarakat adat.
“Kami mencoba menggalang donasi untuk kerugian yang dituduhkan kepada ketiga petani. Padahal, sebetulnya kalau bicara secara administrasi, PT. BGA tidak punya hak di area tersebut,” ucap Janang Firman selaku jubir aksi penggalangan koin.
Janang mengungkap perlakuan yang menjadikan ketiga petani sawit hingga berada dalam kurungan bui adalah sikap yang dinilai berlebihan. Disamping juga anak perusahaan dari Harita Group ini dimiliki oleh orang terkaya ke-5 di Indonesia.
“Kerugian yang ditotalkan, sekelas perusahaan BGA yang besar, pemiliknya terkaya kelima, artinya masa iya dengan angka Rp. 2,9 juta sampai memenjarakan orang lain. Harapannya ini bisa dilaksanakan restorative justice dan pelepasan ketiga petani,” ungkapnya.
Janang berharap, PT. BGA dapat membuka hati dan mengakui bahwa lahan yang ada merupakan area yang berada di luar Hak Guna Usaha (HGU) PT. BGA. Sebab, lahan tersebut memang sah milik warga menurut Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sehingga tidak dalam kendali PT. BGA.
“Hari ini kami bersolidaritas dengan mengumpulkan koin, sekiranya PT. BGA bisa berbesar hati, mengakui bahwa itu adalah lahan warga. Total kerugian yang ada ini bukanlah yang sifatnya signifikan bagi mereka,” tuturnya.
Penggalangan koin ini turut digelar bersamaan di kawasan CFD Pangkalan Bun. Rencananya, akan ada aksi penyerahan koin di kantor pusat Harita Group Jakarta, pemilik PT BGA pada Senin 19 Juni 2023 mendatang.
“Kita kumpulkan Rp. 2,9 juta dalam bentuk koin dan akan kita serahkan kepada BGA bahwa ini kerugian kalian kita ganti dengan koin,” imbuh Janang.
Adapun bila jumlah koin yang terkumpul berlebih, mereka akan sukarela menyerahkannya untuk ketiga warga Kinjil dan keluarga yang menyertai.
“Kita berikan termasuk keluarga korban. Pastinya kesusahan semenjak penangkapan, apalagi sudah hampir satu bulan lebih kasusnya berjalan,” tandasnya. (fit*/cen)
BACA JUGA: Ibu Gila! Bunuh Anak untuk Masuk Surga