SAMPIT – Jajaran Legislator dari DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), melakukan kunjungan kerja ke salah satu mitra kerjnya, yakni RSUD dr Murjani Sampit, Selasa (28/3/2023).
Dalam kunjungan tersebut, Anggota DPRD Kotim, Sihol Parningotan Lumban Gaol, mengungkapkan, pihaknya mendapati sejumlah permasalahan, yang harus dibenahi dalam program-program ke depannya.
“Giat kami hari ini mengunjungi Rumah Sakit Rsud Murjani, masih sangat banyak PR (pekerjaan rumah) manajemen rumah sakit yg belum tuntas. walau disatu sisi kita bisa berbangga kerna beberapa waktu yg lalu bahwa RSUD plat merah ini berhasil melewati proses panjang, dalam mempersiapkan diri menjadi rumah sakit paripurna, dan tentu itu pantas kita apresiasi,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, dengan bangunan gedung yang sangat besar, dan tentunya juga harus berdampak besar terharap penenuhan harapan dari masyarakat Kotim.
“Uang ratusan miliar rupiah untuk membangun gedung sudah masuk, lantas bagaimana dengan isinya, apakah sudah diisi atau kita biarkan menjadi ruangan-ruangan kosong melompong. Dan ini yang kami temui di dalam RSUD kita yang megah ini, sangat banyak ruangan kosong yang tidak fungsional,” tegasnya.
Disampaikan Politisi Partai Demokrat tersebut, dari diskusi awal dengan pihak manajemen RS, untuk melengkapi ruang ICU masih harus disuport anggarn sebesar Rp10 M, sehingga bisa berfungsi dengan baik, dan harapannya bisa menjadi RS rujukan. Selain itu masih perlu penataan ruang2 terbuka menjadi taman-taman kecil, sehingga sebagian pasien bisa menggunakan sekedar bersantai sambil berjemur.
“Hal-hal seperti ini menurut kami bisa menjadi bagian strategi menyehatkan psikis mental para pasien dan pengunjung. Pengadaan alat pembakaran pembakaran limbah medis juga akan menjadi prioritas utama, sehingga tidak sempat melakukan penumpukan limbah di lingkungan Rumah sakit. Dengan pengadaan alat ini sebesar Rp 5 M justru bisa mengurai penumpukan limbah dengan cepat dan sekaligus menghemat biaya operasional untuk limbah sekitar 500 jt per tahun,” jelasnya.
Selain itu, tambah Lumban Gaol, masih banyak yang harus dilengkapi untuk mengisi ruangan yang kosong seperti di lantai 2 untuk dijadikan rawat inap.”Persoalan2 ini harus sesegera mungkin diintervensi oleh kepala daerah dikarenakan masih perlunya anggaran yang cukup besar, karena apabila ini tidak segera ditindak lanjuti, maka sekali lagi kita sampaikan bahwa jangan sampai kita di cap hanya mampu membangun gedung-gedung megah, namun tidak piawai untuk menggunakannya dengan baik dan benar,” demikian dia. (wij/cen)