Curah Hujan Tinggi Hingga Akhir September

Curah Hujan Tinggi
Warga bergotong-royong membangun jalan darurat pada titik-titik jalan yang terendam sangat dalam di wilayah kecamatan Tasik payawan, Selasa (6/9/2022). Foto: IST

KASONGAN – Berdasarkan prakiraan pihak BMKG, untuk wilayah Kalimantan Tengah umumnya akan ada curah hujan yang tinggi sejak Agustus hingga September 2022. Hujan tersebut terjadi di beberapa kabupaten dan kota di wilayah Kalimantan Tengah, termasuk di Indonesia umumnya akibat pengaruh La Nina. Khusus di Kabupaten Katingan, pihak BPBD mencatat bahwa curah yang tinggi sudah terjadi sejak minggu ketiga Bulan Agustus Tahun 2022.

Bahkan sebelumnya, sempat terjadi banjir pada 24 dan 25 Agustus lalu, di Kecamatan Petak Malai. “Tepatnya di wilayah paling ujung di Kabupaten Katingan, yakni Desa Tumbang Habangoi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Katingan, Robby, di ruang kerjanya, Selasa (06/09/2022).

Dia menjelaskan, jika Tumbang Habangoi merupakan desa yang paling tinggi dari permukaan laut dan berada di perbukitan. Tetapi karena curah hujan yang tinggi di bagian utara, menyebabkan luapan Sungai Samba dan Sungai Baraoi. “Ini sebenarnya buka kejadian pertama pada Tahun 2022. Pada awal Agustus lalu, kita juga sempat menetapkan status tanggap darurat banjir untuk tiga kecamatan. Yakni Katingan Tengah, Sanaman Mantikei dan Kecamatan Petak Malai,” tuturnya.

Menurut Robby, banjir yang terjadi di wilayah utara Kabupaten Katingan tersebut karakteristiknya sebentar saja atau hanya lewat saja. Saat pagi hari air naik, kemudian sore biasanya akan turun lagi. “Yang terdampak biasanya adalah desa-desa di wilayah Kecamatan Sanaman Mantikei. Seperti Desa Labehu, Dehes, Tumbang Manggu menjadi langganan yang terendam air. Kemarin juga sempat terendam, namun sekarang sudah surut,” sebutnya.

Dia menuturkan, bahwa akibat luapan sungai di wilayah hulu akan berdampak ke bagian  hilir dan air pasti akan terkirim. Seperti di Kecamatan Katingan Tengah serta Pulau Malan, air sebagian sudah turun ke sungai dan tidak lagi meluap. Sementara di Kecamatan Tewang Sangalang Garing, air tetap bertahan. “Untuk Kecamatan Katingan Hilir, debit air mengalami peningkatan sekitar 6 centimeter. Artinya, air mulai mendesak ke bagian hilir,” imbuhnya.

Sementara di wilayah bagian hilir, masih sering terjadi hujan dan sangat berdampak sekali. Untuk wilayah Kecamatan Tasik Payawan, jalan dari simpang tiga masuk menuju Desa Petak Bahandang ketinggian bervariasi. “Infonya, semua permukaan badan jalan sudah hampir terendam sekitar 10 – 45 centimeter. Masyarakat bergotong royong membangun jembatan darurat pada titik-titik jalan yang terendam sangat dalam, khusus untuk pejalan kaki dan sepeda motor,” ujarnya.

Kemudian untuk wilayah Kecamatan Kamipang air memang tinggi, namun belum ada laporan jika desa di sana terendam. Artinya, air kirim belum sampai ke sana. “Tentunya semua berharap, tidak terjadi hujan lagi  di wilayah hulu. Karen kecenderungan sampai akhir September ini, ada prakiraan dari BMKG bahwa curah hujan masih tinggi. Kita akan mengusulkan ke Pak Bupati, untuk menetapkan status siaga,” turunnya.

Hal itu untuk mengantisipasi, karena semua air kiriman akan bertumpuk di Kecamatan Tasik Payawan dan Kamipang. Kemudian pada akhirnya nanti, akan berdampak pada satu desa di Kecamatan Katingan Kuala, yakni Desa Muara Bulan.

“Jadi ancaman curah hujan tinggi masih bisa terjadi hingga akhir September ini. Kalau setelah September, kita memang memasuki periode musim penghujan, tetapi mudah-mudahan sudah normal tidak terpengaruh oleh fenomena alam,” tutupnya. (ndi)