PALANGKA RAYA – Jajaran kepolisian dari Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), secara intens akan melakukan pemantauan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
Langkah tersebut dilakukan melihat situasi di Kalteng khususnya Kota Palangka Raya saat ini. Dimana pasokan pertalite begitu sulit didapatkan. Kalaupun bisa masyarakat harus rela mengantri begitu lama untuk mendapatkan pertalite.
Ternyata, penjualan pertalite tengah dibatasi. Kondisi ini mengakibatkan antrean mengular di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar minyak.
Pengawasan tentunya harus dilakukan untuk mengantisipasi adanya kecurangan dalam pendistribusian BBM bersubsidi khususnya di Kota Palangka Raya.
Kabidhumas Polda Kalteng, Kombes Pol Eko Saputro, menuturkan hal ini pun sesuai perintah Bareskrim Polri kepada Direktur Reserse Kriminal Khusus di seluruh polda di Indonesia agar segera turun mengecek jalur pendistribusian BBM di wilayahnya masing-masing.
“Tujuannya untuk memantau jangan sampai ada tindakan yang menyalahi hukum, seperti halnya menimbun,” kata Kombes Eko, Senin (6/6/2022).
Kendati belum membentuk satgas khusus untuk pengawasan, Polda Kalteng bersama stakeholder terkait akan mengawasi distribusi pertalite.
Eko melanjutkan, jika dalam pengawasan itu ditemukan adanya kelangkaan BBM jenis pertalite, maka Polri akan melapor kepada stakeholder terkait dan melakukan penyelidikan jika terjadi penyimpangan.
“Kalau ada kelangkaan, kita akan melapor kepada stakeholder, misalnya di daerah mana yang terjadi kekurangan. Kalau ada penyimpangan, itu baru tugasnya kita (menyelidiki),” terang Kabidhumas.
Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertamax dari yang sebelumnya Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liternya. Kenaikan pertamax mengikuti naiknya harga minyak dunia. (rdo/cen)