Opini  

Kenaikan Harga Pertamax Ditengah Bulan Ramadan

pertamax
Defin Wahyu Harsiati (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Palangka Raya).

KEPUTUSAN Pertamina yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada 1 April 2022 lalu, adalah momen yang tidak menguntungkan. Terlebih di saat masyarakat Indonesia sebagian besar menjalani ibadah puasa yang biasanya tingkat konsumsi akan meningkat.

Tidak heran, hal tersebut mengakibatkan kegaduhan di tingkat publik. Kenaikan inflasi diperkirakan akan meningkat lebih tajam ketimbang secara historisnya.

PT Pertamina Patra Niaga mengatakan kenaikan Pertamax dipicu oleh harga minyak dunia yang melambung, sehingga mendorong harga minyak mentah Indonesia pun mencapai mencapai US$114,55 (Rp1,64 juta) per barel pada 24 Maret 2022. Mengutip dari (https://amp.kompas.com/money/read/2022/04/01/153730726/kenaikan-harga-pertamax-dan-wanti-wanti-untuk-pemerintah)

Kondisi itu dapat menekan keuangan Pertamina, sehingga penyesuaian harga BBM non-subsidi tidak terelakkan. Konsumsi Pertamax sendiri hanya berkisar 14 persen, jauh lebih kecil apabila dibandingkan konsumsi BBM bersubsidi yang mencapai 83 persen.

Di sisi lain, kenaikan Pertamax juga diiringi dengan menipisnya stok Pertalite di banyak SPBU kota Palangka Raya. Masyarakat pun semakin khawatir karena mau tak mau terpaksa membeli Pertamax yang kini harganya sudah Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter dari sebelumnya hanya sekitar Rp 9.000-an per liter.

Di media sosial banyak masyarakat yang mengeluhkan kenaikan tersebut. Beberapa di antaranya berencana beralih menggunakan Pertalite mengingat harganya disubsidi, sehingga tetap pada Rp7.650 per liter.

Sementara itu, sejumlah masyarakat pengguna media sosial lainnya mengaku mulai kesulitan mencari Pertalite di sejumlah SPBU sejak harga Pertamax diberitakan naik, stok Pertalite dari SPBU cepat habis, karena atensi masyarakat yang besar serta kekhawatiran berlebih yang membuat masyarakat rebutan membeli Pertalite yang lebih murah daripada Pertamax.

Begitu besar harapan yang di sampaikan masyarakat kepada pemerintah untuk menekan harga BBM terkhususnya Pertamax menjadi normal kembali agar tercapainya perekonomian yang maju serta mensejahterakan kehidupan seluruh masyarakat indonesia terkhususnya kota Palangka Raya. (*)

Penulis: Defin Wahyu Harsiati (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Palangka Raya).