Opini  

Dampak Harga BBM kepada Masyarakat Bawah

BBM
Misa Kurnianata (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Palangka Raya).

PT PERTAMINA resmi menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Ron 92 atau pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Kenaikan tersebut mulai berlaku pada 1 April 2022.

Di Kalimantan Tengah harga pertamax mencapai Rp.12.750 per liter. Sementara untuk BBM jenis lain seperti, pertalite Rp. 7.650, pertamax turbo Rp.14.800, dexlite Rp.13.250 per liter. Sementara itu, pertamaina dex Rp.14.000. Adapun kenaikan harga minyak mentah dunia di pasar internasional belakangan ini menjadi salah satu penyebab utama harga BBM nonsubsidi turut mengalami kenaikan.

Jika di SPBU saja sudah menetapkan harga jual cukup tinggi bagaimana dengan harga jual di pedagang kelontongan, sudah pasti orang akan rela berbondong-bondong mengantri di SPBU untuk mendapatkan harga termurah. Lalu bagaimana nasib masyarakat kalangan menengah kebawah seperti para pedagang kelontongan kebingungan menempatkan harga jual agar ada untungnya serta mungkin saja akan kehilangan pelanggannya, dan masyarakat yg berada di daerah pedesaan yang jauh dari SPBU akan merasa terbebani karna pendapatannya tidak sebanding dengan pengeluarannya dan harus terpaksa membeli BBM dengan harga yang tinngi.

Adanya kebijakan pemerintah menaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutama pada masyarakat kalangan menengah ke bawah karena pendapatan yang mereka terima tidak sesuai dengan pengeluaran.

Dampak-dampak dari kenaikan harga BBM tersebut mungkin saja Tingkat kemiskinan di Negara Indonesia akan semakin meningkat, harga harga kebutuhan pokokpun mungkin akan mengalami kenaikan yang sangat derastis, tingkat kriminalitas bisa saja bertambah di karenakan masyarakat kalangan menengah ke bawah banyak yang terdesak dan bingung bagaimana cara mereka mendapatkan kebutuhan hidup.

Menanggapi persoalan kenaikan BBM menghadapi ramadan ini, membuat masyarakat terpaksa membeli dengan harga yang mahal. Warga Kota Palangka Raya, Yadi, berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kenaikan harga BBM. Apalagi umat islam sedang menjalankan ibadah puasa, semua harga barang pun sudah mulai naik.

Kenaikan harga BBM yang disertai dengan peningkatan harga barang berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat. Ini akan semakin memberatkan masyarakat kecil di saat momen kenaikan harga BBM berdekatan dengan hari raya idul fitri dan masa liburan sekolah.

Masyarakat mengharapkan pemerintah dapat  berupaya menjaga kestabilan harga barang pokok dalam menghadapi ramadan tahun ini, sehingga dampak kenaikan harga BBM tidak berpengaruh besar terhadap kestabilan perekonomian masyarakat, khusunya di Kota Palangka Raya. (*)

Penulis: Misa Kurnianata (Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Palangka Raya)