Penyelundupan Ratusan Ekor Burung dari Kalteng Digagalkan

penyelundupan
Penyerahan burung yang gagal diselundupan dari Kalimantan Tengah ke Provinsi Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Foto: Dok.BKSDA Kalteng.

PALANGKA RAYA – Sebanyak 122 ekor burung berbagai jenis gagal diselundupkan dari Kalimantan Tengah (Kalteng) ke Provinsi Jawa Timur (Jatim), Selasa (8/2/2022). Bahkan, 90 ekor diantaranya merupakan spesies burung yang dilindungi.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Nur Patria, mengatakan kejadian berawal ketika petugas Balai Penegakan Hukum LHK Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara dan Balai Besar Karantina Pertanian Kota Surabaya, meringkus terduga pelaku yang membawa ratusan ekor burung tersebut dari Pelabuhan Paciran Lamongan.

“Jadi ratusan ekor burung tersebut dikirim dari Kalteng melalui Pelabuhan Bahaur, Kabupaten Pulang Pisau menggunakan kapal perintis untuk dikirimkan ke seseorang yang ada di Jatim,” katanya, pada saat dikonfirmasi, Rabu (9/2/2022).

Dijelaskannya, adanya upaya penyelundupan tersebut diduga akibat adanya permintaan serta masih adanya nilai ekonomi yang tinggi terhadap burung asli Kalteng di kalangan masyarakat.

“Yang pasti kalau jenis-jenis burung yang diselundupkan itu pasti karena ada permintaan, misalnya ada tertarik karena kicau, warna dan sebagainya. Karena tidak mungkin burung itu dibawa kesana kalau tidak ada permintaan atau nilai ekonomi,” ucapnya.

Dari 122 ekor burung yang berhasil diamankan, 90 ekor diantaranya merupakan burung yang dilindungi, sementara 32 ekor lainnya merupakan burung yang tidak dilindungi.

122 ekor burung tersebut, terdiri dari burung jenis Tiong Emas sebanyak 11 ekor, Cica Daun Besar sebanyak 14 ekor, Tangkar Ongklet dua ekor, Anis Kembang 11 ekor.

Kemudian Kucica Hutan lima ekor, Kacamata Biasa 11 ekor, Sikatan Cacing delapan ekor, Merbah Belukar 14 ekor, Serindit Melayu 44 ekor dan Perlin Kumbang sebanyak dua ekor.

Namun sayang, beberapa burung mati saat perjalanan menggunakan pesawat ketika dikirim kembali ke Kalteng.

“Tapi memang namanya yang naik pesawat ada yang mati ya, ada sekitar empat ekor yang mati. Tetapi tetap kita lakukan BAP atau serah terima,” ujarnya.

Kemudian, lanjut Nur Patria, ratusan ekor burung tersebut akan dilepas liarkan kembali ke habitatnya sehingga tidak mengalami kepunahan.

“Rencana besok akan kami lepas liarkan di Bukit Kalaweit, di Tangkiling. Untuk itu kita rawat dan kita pastikan sehat terlebih dahulu di BKSDA Kalteng, agar burung ini tidak stres usai dikirim melalui pesawat,” pungkasnya. (rdo/cen)