Kontribusi Perguruan Tinggi Dalam Pembangunan Desa Berkelanjutan

perguruan tinggi
Rektor Universitas Palangka Raya, Dr Andrie Elia, saat mengikuti seminar nasional melalui virtual. Foto: ist.

PALANGKA RAYA – Perguruan Tinggi Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar kegitaan seminar nasional Rabu (22/12/2021). Dalam kegiatan itu, hadir Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ir. Suharti, MA, PhD, dan Sekretaris Umum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Mego Pinandito, M.Eng.

Selain itu, Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Nurul Ichwan, SE, MM, serta Deputi Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi, Bito Wikantosa, S.S., M.Hum serta para dosen dan mahasiswa UPR, pun menghadiri kegiatan seminar nasional tersebut.

Dalam sambutannya, Rektor UPR, Dr Andrie Elia, mengatakan dalam seminar nasional itu telah mengangkat tema  “Kontribusi Perguruan Tinggi Dalam Pembangunan Desa Yang Berkelanjutan Menuju Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh”.

“Tema ini adalah bagian yang sangat erat untuk mendukung pelaksanaan MBKM. Dimana salah satu

programnya adalah membangun desa. Kami sangat menyadari bahwa di Kalteng masih banyak desa yang dikategorikan sebagai desa swadaya yang masih membutuhkan masukan dan pemikiran para ahli,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut rektor, bahwa seminar yang digelar UPR semoga dapat menjadi  acuan dan bekal bagi UPR untuk membantu menginisiasi program MBKM membangun desa di Kalteng.

“Karena itu dukungan program, kebijakan dan finansial dari berbagai pihak sangat diharapkan, terlebih dari bapak dan ibu narasumberi,” katanya.

Rektor juga menyampiakan, bahwa UPR didirikan di Kalteng untuk mengemban misi khusus yang dirumuskan dalam pola ilmiah pokok UPR.

“Yaitu pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan untuk pengelolaan daerah aliran sungai dan lahan gambut. Persoalan DAS dan lahan gambut telah menjadi problem yang perlu banyak solusi untuk menanganinya,” ungkap rektor.

Lanjutnya, bahwa persoalan lingkungan pada daerah aliran sungai dan lahan gambut perlu suatu solusi yang tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi semata dalam tata kelola pemanfatan sumber daya alam.

“Oleh karena itu, diperlukan keseriusan dari para ahli di perguruan tinggi untuk menemukan solusi terbaik dan berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kalteng. Perlu saya sampaikan juga, bahwa saat ini UPR memiliki laboratorium alam hutan gambut (LAHG) di Sebagau seluas 50 ribu hektare, dengan kondisi yang masih lebat atau virgin forest dan hutan pendidikan Hampangen di Kabupaten Katingan seluas 5 ribu hektare, serta lahan kampus yang juga lahan gambut yang cukup luas ditengah kota Palangka Raya seluas 390 hektare,” sebutnya.

Kemudian katanya, potensi tersebut akan terus dikembangkan dan mengusulkan untuk dijadikan pusat riset gambut berskala internasional. Dengan potensi tersebut, UPR sangat mengharapkan adanya dukungan dari BRIN dan Kemenristek Dikti.

“Terutama untuk pengembangan sarana dan prasarana laboratorium lapangan, alat-alat laboratorium analitik tanah gambut dan pengembangan hutan pendidikan Hampagen,”katanya.

Rektor juga menegaskan, bahwa seminar nasional yang dilakukan saat ini merupakan salah satu media untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengabdian UPR. Nantinya dibukukan dalam proceeding agar dapat dipahami oleh masyarakat luas. (rul/cen)