Tolak Keberadaan TBBR, 1.500 Masyarakat Adat Kalteng Siapkan Aksi

Tolak Keberadaan TBBR, 1.500 Masyarakat Adat Kalteng Siapkan Aksi Damai
PENOLAKAN: Surat aksi damai oleh masyarakat adat Kalteng terkait penolakan keberadaan TBBR. (FOTO: IST).

PALANGKA RAYA – Keberadaan Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) mulai membentuk diri di Kalteng mendapat penolakan dari masyarakat adat setempat. Bahkan, perkumpulan masa yang mengatasnamakan Masyarakat Adat Kalteng akan menggelar aksi damai dengan menurunkan 1.500 orang.

Bambang Irawan selaku koordinator aksi membenarkan rencana aksi damai terkait penolakan bekebaradaan TBBR di Kalteng tersebut. Penolakan menurutnya dengan sejumlah pertimbangan setelah melihat sejumlah aksi dari TBBR.

“Benar, kita rencana melakukan aksi damai penolakan terbentuknya TBBR di Kalteng. Ada sekitar 1.500 orang yang akan terlibat dalam aksi penolakan tersebut, dan surat pemberitahuan aksi damai sudah kita sampaikan ke Polda Kalteng” sebut Bambang saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (24/11/2021).

Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa keberadaan TBBR dianggap membuat aksi-aksi yang meresahkan, serta belum terdaftar secara resmi di Kesbangpol Kalteng. Selain itu, dalam aksinya TBBR dinilai tidak pernah mau berkoordinasi, menghargai, bahkan tidak menganggap keberadaan lembaga adat dan ormas Adat Dayak yang ada di Kalteng.

“Berdasarkan sejumlah pertimbangan tersebut, kami yang tergabung dalam masyarakat adat Kalteng menyatakan menolak keberadaan TBBR di Kalteng” tegasnya.

Aksi damai penolakan TBBR tersebut, direncanakan pada Jumat (26/11/2021). Ada dua lokasi yang digunakan, yakni di Bundaran Besar dan Betang Hapakat, Kota Palangka Raya.

Sejumlah nama tokoh masyarakat dan Ormas yang ada di Kalteng juga tercantum dalam surat tersebut yang akan mengambil andil dalam aksi. Diantaranya yakni Yansen Binti, Yuandrias, Cristian Sanco, Ducun Umar, Andreas Juanedy, Hingking U, Metar dan Bambang Irawan. (bud)