Banjir Pahandut Seberang, Pemotor Pilih Naik Pikap dengan Merogoh Kocek Rp 20-30 Ribu

pahandut seberang
Pengaturan lalu lintas di Jalan Kapten Pierre Tandean, Pahandut Seberang, Kota Palangka Raya, oleh petugas Dinas Perhubungan setempat, Jumat (19/11/2021). Foto:ardo.

PALANGKA RAYA – Masyarakat kesulitan melintas akibat rendaman banjir di Jalan Kapten Pierre Tandean, Pahandut Seberang, Kota Palangka Raya.

Pada Jumat (19/11/2021), kedalaman sudah mencapai 50 cm. Kendati demikian, demi bisa sampai ke tempat tujuan, tak sedikit pengemudi nekat menerobos banjir.

Sedangkan bagi pengendara lebih memilih jasa angkutan pikap maupun truk yang dibuka oleh warga dengan harga Rp 20 – 30 ribu sekali angkut.

Seperti Roni, salah satu pemotor dari Kota Palangka Raya yang hendak ke Pulang Pisau. Ia menggunakan jasa transportasi warga karena tak ingin menerobos banjir di kawasan tersebut.

“Pastinya ya gak mau ambil resiko. Takut motor kemasukan air, lumayan tinggi airnya,” katanya.

Disisi lain, intensitas hujan yang mengakibatkan banjir terutamanya di Pahandut Seberang justru dimanfaatkan warga mengais keuntungan dengan membuka jasa transportasi dadakan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya, Alman P. Pakpahan, mengatakan dirinya tidak bisa memungkiri dengan situasi seperti sekarang dapat berdampak kepada seluruh sektor.

“Terlebih mobilitas masyarakat. Dalam situasi ini kita harus mendayagunakan potensi yang ada. Kreatifitas (membuka jasa transportasi penyeberangan) dari masyarakat untuk mengatasi banjir perlu diapresiasi,” ungkapnya.

Ia mengaku, salut dengan adanya warga yang dapat mencari keuntungan sekaligus membantu mobilitas masyarakat ditengah musibah banjir saat ini.

“Kita dayagunakan semua. Silahkan, namun tidak melebihi batas kemampuan,” tegasnya.

Kendati demikian, pengawasan dan pelayanan Dinas Perhubungan juga terus dilakukan. Contohnya melakukan pengaturan lalu lintas di jalan yang tergenang banjir dan mengimbau masyarakat setempat agar berhati-hati saat melintas.

“Kalau mengharapkan pemerintah saya pikir kurang pas. Karena musibah ini sudah diluar batas dan jangkauan Pemerintah,” jelasnya.

Menurutnya, jika debit air terus meninggi, tak menutup kemungkinan Jalan Kapten Pierre Tandean, Pahandut Seberang, Kota Palangka Raya, terpaksa ditutup.

“Banjir saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apabila debit air semakin tinggi akan tetap kita larang untuk melintas,” tegasnya.

Disamping itu, pihaknya berkolaborasi dengan TNI Polri dan instansi terkait lainnya melakukan kesiapsiagaan di sejumlah titik di Kota Palangka Raya. (rdo/cen)