Agustiar-WMY “Duet Maut” Pilkada Kalteng

Perpaduan Tokoh Wilayah Barat dan Timur

duet maut
H Agustiar Sabran dan Willy Midel Yoseph politisi dan kader PDI Perjuangan.      Foto: IST

PALANGKA RAYA-Dinamika konstelasi bursa bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) belakangan ini terlihat cukup dinamis. Sejumlah kandidat mulai mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik.

Kandidat tersebut diantaranya adalah H. Nadalsyah, H. Abdul Razak, Nuryakin, Supian Hadi dan Faridawaty Darlan Atjeh serta beberapa nama lain seperti H Agustiar Sabran, Willy M. Yoseph, Rahmat Nasution Hamka, Sigit K. Yunianto, Jentung Wisnu Murti.

Meskipun semuanya belum mengarah kepada pasangan bakal calon. Upaya koalisi dan komunikasi partai politik dalam perhelatan pesta demokrasi ini juga mulai dilakukan.

Sejumlah spekulasi politik bermunculan. Pasang berpasangan pun menjadi topik hangat untuk diperbincangkan. Misalkan isu yang santer dibicarakan terkait duet H Agustiar Sabran dan Willy Midel Yoseph.

Kedua politisi tersebut memiliki karir politik yang cukup mumpuni. Baik ditingkat nasional maupun di regional. Keduanya merupakan kader dari PDIP. Sejumlah pihak meyakini duet keduanya mampu membawa Kalteng semakin maju.

Salah satu aktivis, pemerhati pilkada, dan pemuda Kalteng, Ingkit Djaper, saat dimintai tanggapannya mengatakan, terkait berpasangan atau tidaknya Agustiar Sabran-Willy Midel Yoseph pada Pilkada Provinsi Kalteng mendatang, tentunya menjadi sebuah isu sentral yang menjadi parameter politik dan di tunggu-tunggu, apalagi jika melihat dari latar belakang kedua politisi ini yang bersifat “merah putih”.

“Ini sesuatu yang luar biasa dan bisa saja terjadi. Hal paling penting lagi, dengan perolehan 12 kursi di DPRD Kalteng, PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri pasangan bakal calon kepala daerah/wakil kepala daerah. Perpaduan tokoh wilayah barat dan wilayah timur ini akan menjadi luar biasa dengan ending yang bisa ditebak di atas kertas biasa,” kata Ingkit Djaper kepada wartawan.

Pengalaman mereka di birokrasi pemerintahan, anggota DPR RI dan lain sebagainya setidaknya menjadi modal dasar serta tolok ukur penilaian masyarakat. Pendapat pribadi dirinya tambah Ingkit Djaper, apabila kedua kader terbaik PDI Perjuangan ini menyatakan kesiapannya berpasangan, maka dapat dipastikan siapa yang bakal menjadi pemenangnya. Apalagi saat ini setidaknya di Provinsi Kalteng telah terpetakan tiga poros kekuatan politik.

Ketiga poros itu saat ini telah memasang ancang-ancang politik yang cukup intens sejalan dengan perkembangan terbaru bursa bakal calon yang akan diusung sejumlah partai politik. Bahkan, duet dan koalisi parpol yang juga satu koalisi pada Pilpres lalu pada Pilkada ini, tentunya bakal memunculkan wacana yang beragam di kalangan politikus serta pengamat politik di Bumi Tambun Bungai ini.

Menurut Ingkit Djaper, sejauh ini tentunya pasti ada komunikasi politik antara kedua tokoh politik ini. Komunikasi itu adalah hal biasa dilakukan, apalagi sebagai sesama kader PDI Perjuangan dan anggota DPR RI Dapil Kalteng.

Pun begitu, hal yang berhubungan dengan duet atau berpasangan dalam pilkada mendatang semua tentu masih proses politik dan ada mekanisme tertentu di tubuh partai.

“Semuanya tentu masih bersifat dinamis,” ujarnya. (cen)