PALANGKA RAYA – Sejumlah wilayah di Provinsi Kalteng mengalami bencana banjir. Meluapnya sungai merendam pemukiman warga. Bahkan, akhir pekan ini menjadi kelam. Pasalnya, banyak korban meregang nyawa di sungai.
Di wilayah Kabupaten Katingan, tepatnya di Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, seorang anak perempuan Bernama Siti Fatimah (9), menjadi korban. Ia diduga terpeleset saat mau ke lanting dan tenggelam di Sungai Katingan, Selasa (12/03/2024) sekitar pukul 11.45 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi kejadian berada di RT. 03 Desa Baun Bango. Korban merupakan anak dari Deprianto dan masih duduk di bangku SD. Diperkirakan terpeleset saat berjalan di titian kayu menuju lanting dan jatuh ke sungai Katingan.
Menurut keterangan salah seorang warga di dekat kejadian, M. Yamin, dirinya sempat melihat Siti berjalan menuju lanting di samping rumahnya. Kemudian anak tersebut sempat kembali ke arah jalan beraspal.
“Kebetulan waktu itu salat dzuhur, saya salat zuhur ke masjid dan tidak tahu lagi ke anak tersebut. Setelah pulang dari masjid, saya terkejut karena melihat sejumlah warga sibuk mencari anak tersebut,” jelasnya.
Kala itu, warga menemukan sandal dan baju milik Siti berada di atas lanting. Warga terus berupaya mencari di seputaran lokasi kejadian, dengan melakukan menyelam dibantu petugas Damkar Baun Bango.
Sementara Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Katingan, Pimanto, S.Sos membenarkan jika pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan adanya seorang anak tenggelam di Desa Baun Bango.
“Anggota kita di Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Baun Bango bersama warga, masih berupaya melakukan pencarian,” ujarnya.
Menurut dia, penelusuran di pinggiran sungai sekitar lokasi kejadian juga dilakukan menggunakan perahu.
“Berdasarkan laporan yang kita terima, diduga anak tersebut berjalan menuju lanting di tepian sungai dan diperkirakan terpeleset hingga jatuh ke sungai,” sebut Pimanto.
Tidak hanya Siti, di Kota Palangka Raya, Selasa (12/3/24), nasib nahas yang sama dialami Jamaah (53). Warga di kawasan Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau, tercebur hingga tewas. Saat itu, Jamaah sedang membersihkan sejumlah sampah di sungai, dirinya tercebur hingga mengakibatkan meninggal dunia.
Kejadian naas ini diduga kuat lantaran korban terpeleset hingga jatuh ke sungai. Diketahui dimana korban juga menderita penyakit stroke yang mengakibatkan bagian tubuh di sebelah kiri sulit untuk digerakkan.
“Warga di sekitar sempat kaget saat melihat korban terjatuh ke sungai, beruntung juga dengan cepat warga ini menginfokan tersebut kepada warga lainnya, dan dilakukan pencarian,” ucap Manto warga sekitar.
Selain itu, Muhammad Arvan, seorang siswa hanyut terseret derasnya aliran Sungai Kahayan. Ia terseret arus pada Minggu (10/3/2024). Hingga kini pencarian masih belum membuahkan hasil. Tim gabungan mendirikan posko untuk mencari korban di titik awal korban menghilang, yakni di Kawasan Flamboyan bawah.
Koordinator Lapangan Basarnas Palangka Raya, Muhammad Rizali, mengatakan proses pencarian dilanjutkan dengan beberapa tim. Dimana tim melakukan penyisiran dari pagi hingga malam hari.
“Dalam pencarian kali ini, kita memecah tim menjadi beberapa bagian untuk dilakukannya penyisiran lebih luas lagi, dan pada hari ketiga kali ini pun radius jangkauan penyisiran kita lakukan lebih jauh lagi dari pada kemarin,” ucapnya.
Masih di Kota Palangka Raya, Sabtu (09/03/24) pukul 06.00 WIB, di Jalan Danau Rangan, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, terjadi satu korban tenggelam seorang lansia berusia 72 tahun. Korban ditemukan mengapung di parit.
Sementara itu, di Kabupaten Murung Raya, warga Desa Muara Tupuh, Kecamatan Laung Tuhup, geger usai mendengar kabar hilangnya H Jamrin (60), Minggu (10/3/2024). Diduga akibat tenggelam di Sungai Laung.
Kabar hilangnya korban ini setelah diketahui usai keluarga korban melaporkan kepada pihak BPBD Kabupaten Senin (11/3/2024) pagi, sehingga langsung dilakukan operasi pencarian oleh Tim SAR yang terdiri dari Basarnas Provinsi Kalteng, BPBD, pemerintah desa dibantu warga bersama keluarga korban di sekitar lokasi ladang dan titik terakhir ditemukannya kelotok milik korban.
Berdasarkan release tertulis dari BPBD setempat, hilangnya korban ini berawal dari saat korban izin dengan keluarganya untuk berangkat sendiri ke ladangnya menggunakan kelotok pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Keluarga korban mulai panik karena sejak pagi Minggu hingga pukul 18.47 WIB korban belum juga pulang dari ladangnya.
Kepanikan keluarga kembali pecah setelah keluarga korban bersama warga desa memulai pencarian korban sekitar pukul 19.00 WIB malam, menemukan perahu atau kelotok yang digunakan korban ditemukan hanyut di sungai dalam kondisi kosong dan berantakan berantakan seperti baru terbalik. Hingga saat ini pencarian korban masih dilakukan Tim SAR dibantu warga dan keluarga korban.
Kejadian nahas lainnya, terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad seorang pria tanpa identitas, yang dilaporkan nekat terjun ke sungai Cempaga, di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Sabtu (09/03) pukul 17.00 WIB.
Mr X tersebut ditemukan oleh tim SAR pada Senin (11/03) pukul 06.45 WIB. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia kurang lebih 10 m dari titik awal menceburkan diri. Sebelumnya, kejadian nahas tersebut terjadi pada Sabtu petang. Dimana warga sekitar sempat mencari pria tersebut, namun tak kunjung ditemukan. Jasad Mr X tersebut bukan merupakan warga Desa Luwuk Bunter san warga sekitar tidak ada yang mengenal pria tersebut.
Sebelum kejadian tersebut, Kurnain yang merupakan Kepala Desa Luwuk Bunter menyatakan, bahwa sempat berinteraksi dengan orang tersebut, menanyakan identitas, asal dan tujuan, namun pria tersebut tertawa dan jawaban yang diberikan tidak jelas. Setelah diberi uang pria itu pergi dan tiba-tiba pria tersebut ingin mandi di sungai.
“Dia kemudian turun ke lanting, tanpa melepas pakaian langsung menceburkan diri ke Sungai, berenang sebentar lalu kita lihat tenggelam,” ungkap Kurnain.
Dedi selaku koordinator lapangan Basarnas mengatakan korban telah ditemukan dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya A.A.Ketut Alit Supartana, mengatakan dengan ditemukannya korban dan telah dievakuasi, maka secara resmi Operasi SAR dinyatakan ditutup.
Di Kabupaten Gunung Mas (Gumas), tiga hari dinyatakan hilang, jasad seorang warga korban kecelakaan perahu terbalik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, akhirnya ditemukan mengapung.
Berdasarkan keterangan warga, Joko Prasetyo (28) warga Desa Sepang Kota pada Sabtu (09/03) pukul 09.10 WIB, diketahui hendak menyeberangi Sungai Kahayan dengan menggunakan perahu kecil. Namun perahu yang dibawa korban tiba-tiba terbalik di tengah sungai. Joko yang tidak bisa berenang terbawa arus sungai lalu tenggelam.
Keluarga korban yang mengetahui hal tersebut melakukan pencarian dibantu oleh masyarakat setempat, namun korban tak kunjung ditemukan.
Alit Supartana selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya menyebutkan pihaknya tak lama setelah itu memberangkatkan satu SRU (Search and Rescue Unit) menuju lokasi kejadian.
“Kami mendapat info dari BPBD Gunung Mas, setelah melakukan koordinasi dengan instansi terkait di lapangan, Kami berangkatkan satu Tim untuk melakukan pencarian,” ungkap Alit.
Pada pencarian pada hari kedua, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Tim Rescue Basarnas Palangka Raya, Koramil Sepang, Polsek Sepang, BPBD Kab. Gunung Mas, terkendala dengan arus air yang cukup deras.
“Kami melakukan penyisiran ke arah hilir hingga radius 5 km” ujarnya.
Dua hari tak membuahkan hasil, pencarian pada hari ketiga tepatnya pada Senin (11/03) Pukul 11:00 WIB. Tim SAR Gabungan menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia kurang lebih 30 km dari lokasi terbaliknya perahu Joko.
Anton selaku koordinator lapangan Basarnas mengatakan, korban telah ditemukan dengan jarak sekitar 30 Km dari TKP dan selanjutnya korban dievakuasi ke Rumah Sakit Sepang Kota menggunakan Rescue Car dan kemudian diserahkan ke pihak keluarga.
“Dengan ditemukannya korban dan telah dievakuasi, maka secara resmi Operasi SAR dinyatakan ditutup dan semua unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing dan dengan ucapan terima kasih,” pungkasnya. (ndi/ihz/udi/rdo/cen)