PALANGKA RAYA – Prajurit TNI AD di satuan Batalyon Infanteri Raider 631/Antang bebaskan sandera yang ada di wilayah musuh. Operasi ini dilakukan secara senyap dan cepat dengan memasuki area musuh.
Operasi bebaskan sandera tersebut, dilakukan dalam simulasi latihan pemeliharaan dan pertajam kemampuan personel Yonif 631/Atg, Selasa (15/6/2021). Pembebasan sandera adalah salah satu materi Ops Raid pembebasan tawanan dan Ops Raid penghancuran.
Pelatihan ini dilakukan selama 14 hari dengan sejumlah materi pemeliharaan dan peningkatan kemampuan personel Raider. Puncaknya, ialah pelatihan pembebasan sandera dan penghancuran pada Selasa (15/6/20210).
Pelatihan ini, melibatkan sebanyak 290 prajurit TNI AD yang ada di satuan Yonif R 631/Atg. Mulai tari tahap basis, di lanjutkan tahap Gunung hutan, tahap Rawa laut, dan terakhir pertempuran kota.
Dalam pelatihan ini, dilakukan di Gedung KONI Provinsi Kalteng, Kantor RRI Jalan M.H Thamrin dan Terminal W. A Gara, lingkar luar, Kota Palangka Raya. Personel pelatihan melakukan sejumlah tindakan sesuai materi yang diberikan. Mulai dari menyusup dengan senyap ke wilayah musuh, melumpuhkan musuh dan membebaskan sandera.
Danyonif Raider 631/Atg Letkol Inf Dadang Armada Sari, S.I.P., mengungkapkan, latihan pemeliharaan tersebut yakni berupa Ops Raid bertujuan untuk memelihara dan memantapkan prajurit Yonif Raider 631/Atg. Sehingga saat melakukan tugas operasi khusus dapat mencapai hasil yang maksimal.
“Pelaksanaannya harus mencapai tolak ukur sesuai standar tingkat kemampuan satuan. Sehingga pelaksanaanya menjadi terukur dan terarah dengan menggunakan metoda driil tempur” jelas Dadang.
Dikatakannya juga, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan prajurit satuan Raider. Sehingga kedepannya semakin kuat, tangguh, kokoh, solid dan profesional.
BERITA TERKAIT: Latih Pembebasan Sandera, Hingga Penghancuran Areal Musuh
“Selama pelatihan juga kami tekankan para prajurit agar tetatap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Termasuk dengan penggunaan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan setelah pelaksanaan kegiatan selesai” jelasnya.
Pelatihan ini tidak hanya memperagakan strategi atau taktik tempur yang dilakukan dalam suatu operasi khusus. Namun, juga menggunakan bahan peledak jenis TNT sehingga tampak sesuai dengan kondisi nyata saat operasi sesungguhnya. (bud)